Sidoarjo, NU Online
Ratusan warga Kelurahan Siring, Porong, Sidoarjo, Jum’at (11/8) pagi, sibuk mengemasi barang-barang mereka yang diterjang banjir lumpur akibat jebolnya tanggul, Kamis (10/8) pagi. Tanggul itu memang tidak permanen dan dibuat secara dadakan akhir Mei lalu ketika semburan lumpur di sekitar lokasi pengeboran migas PT Lapindo Brantas meluap kemana-mana.
Pagi itu, warga dari berbagai usia, baik remaja, dewasa, maupun ibu-ibu dan orang tua, masih terus mengangkuti perabotan rumah tangga, seperti kursi, tempat tidur, almari, barang elektronik, hingga peralatan dapur, walaupun sebagian sudah belepotan lumpur.
<>Para ibu terlihat bersusah payah mengangkut barang-barangnya di tengah genangan lumpur setinggi lutut hingga paha orang dewasa. Aktivitas ini juga berlangsung sepanjang Kamis malam hingga Jumat dini hari.
"Saya sedih melihatnya, banyak ibu-ibu sudah tua kerepotan mengangkuti barang-barangnya di tengah genangan lumpur. Ada juga beberapa aparat TNI yang turut membantu, tapi jumlahnya tampaknya tak memadai," ujar Drs.H.Satrijo Wiweko, dari LSM Sahabat Lingkungan yang terus melakukan pemantauan semburan lumpur panas.
Warga korban banjir lumpur nekad menyelamatkan barang-barangnya, karena mereka berpendapat tidak mungkin lagi kembali ke tempat tinggalnya yang sudah dihuni bertahun-tahun itu.
"Coba lihat rumah-rumah itu sudah tenggelam oleh lumpur. Mungkin rumah kami sebentar lagi juga akan seperti itu," kata seorang warga Siring yang hampir seluruh pakaian dan tubuhnya "terbalut" lumpur.
Genangan lumpur bercampur air di kawasan dekat Markas Koramil Porong yang juga tergenang banjir lumpur itu, tinggi genangannya bervariasi, ada yang mencapai satu meter, tapi sebagian sekitar setengah meter.
Kondisi ini tidak hanya membuat seluruh warga harus mengungsi ke Pasar Baru Porong, tetapi juga harus meninggalkan seluruh kegiatan ekonomi dan lainnya di wilayah yang diterjang banjir lumpur itu. (lan/ant)