Warta

AS Berlakukan Sanksi pada Bank, TV Hamas di Gaza

Jumat, 19 Maret 2010 | 13:00 WIB

Washington, NU Online
Kementerian Keuangan AS hari Kamis memberlakukan sanksi-sanksi pada dua perusahaan di Gaza --Bank Nasional Islam dan Televisi Al-Aqsa -- karena hubungan mereka dengan gerakan Hamas yang berkuasa di wilayah itu.Kementerian itu mengatakan, sanksi-sanksi tersebut melarang orang AS melakukan transaksi dengan perusahaan-perusahan tersebut dan berusaha membekukan aset yang mungkin mereka miliki di wilayah hukum AS.

Hamas disebut-sebut oleh kementerian itu sebagai organisasi "teroris global yang dirancang secara khusus".Menurut kementerian itu, sanksi-sanksi diberlakukan terhadap Bank Nasional Islam, yang dibuka Hamas pada April 2009, karena memberikan pelayanan finansial kepada anggota-anggota dan pegawai Hamas, termasuk anggota sayap militernya.<>

Kementerian itu mengatakan, bank itu tidak memiliki izin resmi dari Otoritas Moneter Palestina dan beroperasi di luar sistem finansial sah.Pada Mei 2009, Kementerian Keuangan AS mengatakan, kantor keuangan Hamas di Gaza memasukkan dana 1,1 juta euro ke Bank Nasional Islam dan menggunakan dana itu untuk membayar gaji anggota sayap militer Hamas yang memiliki rekening di bank tersebut.

Kementerian itu mengatakan, Televisi Al-Aqsa didanai dan dikendalikan oleh Hamas dan berfungsi sebagai saluran media utama Hamas yang menyiarkan program-program "yang dirancang untuk merekrut anak-anak menjadi gerilyawan bersenjata Hamas dan pembom bunuh diri ketika mereka dewasa".

Sementara itu, pejuang Palestina pada Kamis menembakkan sebuah roket dari Gaza ke Israel, menewaskan seorang buruh tani Thailand.Itu merupakan serangan pertama dari wilayah itu yang mengakibatkan kematian sejak berakhirnya perang yang diluncurkan Israel terhadap Hamas di Gaza pada Januari 2009.

Satu kelompok Gaza yang sebelumnya tak dikenal, Ansar al-Sunna, mengaku bertanggung hawab atas serangan tersebut.Hamas hingga kini masih terlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir Jalur Gaza pada 2005 namun tetap memblokadenya.

Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008. (ant)


Terkait