Cara unik dilakukan para santri Pondok Pesantren Al-Mizan Bekasi. Bila di tempat lain khataman pengajian (ngaji kitab) biasanya diisi dengan pembacaan Al-Qur'an surat tertentu atau syukuran makan-makan, maka di pesantren Al-Mizan para santri menampilkan pagelaran teater, tari sufi, dan pertunjukan beladiri.
Sekitar 100 santriwan dan santriwati lintas angkatan berbaur bersama dalam penampilan teater yang diawali dengan tarian marawis ala tokoh sufi Jalaluddin Rumi. Bergaya memutarkan tubuh sembari bertasbih, bertahmid, bertakbir, dan bertahlil memuja keagungan Allah Swt.
/>
Pengasuh pesantren Al-Mizan, Maman Imanulhaq mengatakan, penampilan teater yang bertema Ramadhan Ceria itu merupakan bentuk rasa syukur dari seluruh civitas pesantren karena telah menjalani ibadah Ramadhan bersama-sama keluarga besar pesantren dengan lancar, meski ada beberapa cobaan, hambatan, dan rintangan di dalamnya.
"Proses perjuangan santri dalam meraih kemenangan di bulan Ramadhan beserta halangan dan rintanganya, ditunjukkan dalam alur cerita teater. Meski syukuran khataman ngaji Ramadan digelar tiap tahun, namun untuk pertunjukkan teater baru yang pertama kalinya,” kata Maman, kamis (9/9).
Tahun lalu, syukuran khataman digelar dengan menampilkan pertunjukkan bola api yang juga ditampilkan para santri. Pagelaran teater ditutup dengan aksi beladiri dan kekebalan (sejenis debus) yang uga ditampilkan para santri.
"Selain memberikan pendidikan akademis seperti pengetahuan umum, IT, dan sastra, santri Al-Mizan juga diberikan keterampilan untuk menjaga dan membela diri dari ancaman kejahatan. Dengan catatan, kemampuan bela diri mereka hanya boleh dipergunakan pada saat terjepit menghadapi ancaman kejahatan, bukan untuk dipamerkan, terlebih dipergunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat,” tandasnya. (min)