Warta

GP Ansor Magelang Bentuk Grup Ketoprak

Selasa, 29 April 2008 | 02:04 WIB

Magelang, NU Online
Kreativitas Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Magelang, Jawa Tengah, mengembangkan organisasi layak ditiru. Untuk menarik minat para pemuda dalam berorganisasi, mereka membentuk grup ketoprak. ”GP Ansor Sari Budoyo”, begitu nama grup ketoprak itu.

Mereka juga tampil pada pagelaran Borobudur Spiritual Art yang digelar Pengurus Pusat (PP) Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) di Komplek Wisata Candi Borobudur, Magelang, Ahad (27/4) malam. Saat itu mereka menampilkan lakon “Ande-Ande Lumut”.<>

Lakon yang melibatkan sekira 60 personel itu mengisahkan percintaan antara Pangeran Kusumayudha atau Andhe-Andhe Lumut dengan Klenting Kuning atau Candra Kirana. Dikisahkan, Ande-Ande Lumut yang merupakan putra mahkota tampan dari Kerajaan Banyuarum Kediri mengadakan seyembara untuk mencari jodoh.

Pimpinan GP Ansor Sari Budoyo, Agus, menuturkan, keberadaan ketoprak itu awalnya dilatarbelakangi sulitnya untuk mencari pemuda yang mau untuk aktif menjadi pengurus Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

Karena masyarakat di Magelang masih menghargai tradisi ketoprak, maka muncullah ide untuk membikin kelompok ketoprak sehingga banyak orang berminat masuk. Warga NU sendiri juga merespon positif keberadaan grup yang baru berdiri satu tahun itu. Karena mampu mengisi kekosongan seni alternatif bagi warga NU yang selama ini masih terpaku pada hadrah dan sejenisnya.

“Kita sering diminta manggung di pesantren atau acara-acara NU. Pada harlah GP Ansor ini kita juga pentas,” kata Agus.

Biasanya, lakon yang dimainkan seputar perjuangan dan dakwah Walisongo. Cerita Sunan Kalijaga termasuk yang paling diminati kalangan pesantren dan warga NU.

“Karena saat ini, dalam rangka Borobudur Spiritual Art, kita mainkan lakon Ande-Ande Lumut yang lebih netral dengan fokus pada penyampaian pesan-pesan moral yang diterima oleh semua pihak,” ujarnya.

Agus juga mengaku telah mendapat tawaran untuk main di Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta, pimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pesantren itu memang secara rutin menggelar pertunjukan wayang atau ketoprak. (mkf)


Terkait