Warta

Gus Dur Paparkan Misi Pen-capres-annya di Amerika

Senin, 12 Mei 2008 | 04:03 WIB

New York, NU Online
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2009 mendatang. Salah satu misi utamanya nanti jika terpilih sebagai presiden adalah menembak tanpa ampun kapal-kapal asing yang melintasi wilayah kedaulatan RI tanpa izin.

"Saya disuruh sesepuh untuk maju, ya saya jalankan," kata Gus Dur dalam acara temu muka mantan presiden itu dengan masyarakat Indonesia di Masjid Al-Hikmah, New York, Amerika Serikat.<>

Dalam kesempatan itu, Gus Dur juga mengungkapkan kegeramannya pada negara-negara tetangga yang mencoba `membodohi` dan menyepelekan Indonesia, termasuk melalui kasus-kasus pelanggaran wilayah Indonesia di sekitar Selat Malaka. Ia mengatakan, beberapa waktu lalu bertemu Menteri Luar Negeri Singapura, George Yeo.

Dalam pertemuan dengan Menteri Singapura itu, yang disebut Gus Dur sebagai "teman saya" itu, ia menyampaikan peringatan bahwa jika ia kembali menduduki jabatan sebagai presiden periode mendatang, maka dirinya akan membuat Indonesia lebih tegas dalam menyikapi pelanggaran wilayah NKRI.

"Saya akan tempatkan empat kapal laut cepat di berbagai sisi wilayah dengan masing-masing digawangi oleh satu peleton Marinir. Kalau ada kapal lewat, stop. Lihat surat-suratnya, ada atau tidak. Kalau tidak ada, tembak," kata Gus Dur.

Pernyataan Gus Dur disambut tepuk tangan para warga Indonesia yang menghadiri acara temu-muka dengan mantan presiden itu. Di antara warga Indonesia yang hadir ada yang secara langsung menyatakan dukungannya kepada Gus Dur untuk kembali menjadi presiden.

Beberapa warga memanfaatkan acara silahturahmi di Masjid Al-Hikmah untuk menanyakan kebijakan-kebijakan apa yang akan diambil Gus Dur, jika terpilih sebagai presiden dalam upaya mengatasi berbagai masalah di Tanah Air, dari pendidikan hingga keberadaan perusahaan asing.

Tentang perusahaan asing di Indonesia, Gus Dur mengatakan, ia akan membedakan bidang-bidang mana saja yang perlu didukung investasi dalam negeri atau luar negeri. "Contohnya, bidang transportasi, harus didukung investasi dalam negeri, otomatis itu tugas pemerintah. Tapi, untuk menunjang peningkatan alat transportasi dalam negeri, tidak masalah ada investasi juga dari luar negeri," ujarnya. (ant/mkf)


Terkait