Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kubu Ketua Umum Dewan Syura KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menolak tawaran islah (rujuk) yang diajukan pihak Ketua Umum Dewan Tanfidz Muhaimin Iskandar. Namun demikian, Gus Dur telah memaafkan Muhaimin.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa DPR RI Effendi Choirie, di kantor DPP PKB, Jalan Kalibata Timur, Jakarta, Sabtu (26/4) kemarin. Menurut dia, PKB tak memerlukan islah. "Gus Dur mempunyai kekuatan struktural dan konstitusional. Islah kurang relevan. Tapi Gus Dur sudah memberi maaf dan amnesti," katanya.<>
Effendi mengakui, Muhaimin merupakan kader PKB yang paling setia dan berperan dalam membangun PKB. Karena itu, Gus Dur memaafkannya.
Bahkan, lanjutnya, kubu Gus Dur juga mengundang Muhaimin untuk hadir pada Muktamar Luar Biasa (MLB) yang akan diselenggarakan di Parung, Bogor, Jawa Barat, 31 April hingga 1 Mei mendatang. Pun dengan rekan-rekannya, tokoh agama dan tokoh nasional.
MLB PKB kubu Gus Dur akan digelar di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor. DPC dan DPW PKB se-Indonesia dipastikan hadir pada acara itu.
Effendi menjelaskan, MLB itu akan diselenggarakan dengan tema bersimbol Gus Dur dalam dua tema, internal dan eksternal. Tema internalnya akan diberi nama “Bersama Gus Dur Menang untuk Rakyat. Sedangkan tema eksternalnya “Demokrasi untuk Kedaulatan Bangsa dan Kesejahteraan Rakyat.
"Gus Dur menjadi simbol, bukan karena fisik, bukan semata-mata kiprahnya. Tapi dilihat dari sisi untuk memajukan bangsa dan negara," terang Effendi.
Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dipiluh sebagai tempat pelaksanaan MLB semata-mata karena PKB ingin mempertahankan makna kesejarahannya. "Tempat itu dipilih agar tidak keluar dari akar historisnya dan tidak hanya memanfaatkan akar politiknya. Tapi, akar kultural yang diterapkan di pesantren tetap melekat. Sebab, PKB didirikan NU didukung para santri, ulama dan aktivis," tandasnya. (okz/rif)