Sosok pemimpin NU ke depan hendaknya seorang yang muda dan enerjik. Demikian diungkapkan Mustasyar atau Penasihat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mustofa Bisri atau Gus Mus di Jakarta, Sabtu (17/8).
"Agar lebih baik dan terjadi regenerasi. Anak muda itu penuh vitalitas, pemikirannya relatif lebih jernih dan tak terkontaminasi hal yang remeh-temeh," tegas Gus Mus.<>
Menurut Gus Mus, kepemimpinan NU hasil muktamar mendatang juga harus mampu menata organisasi NU sehingga benar-benar berjalan layaknya organisasi.
Lebih lanjut, Kiai asal Rembang ini menambahkan, sebaiknya pengurus NU di jajaran tanfidziyah, termasuk ketua umum, berusia muda, di bawah 60 tahun, agar lebih dinamis. Sementara tokoh yang sepuh, cukup di jajaran syuriah.
Dalam pandangannya, Muktamar mendatang merupakan momentum bagi NU untuk kembali menjadi pendorong kekuatan masyarakat madani.
Untuk ketua umum, lanjutnya, juga harus cakap dalam ilmu agama, termasuk bisa membaca kitab kuning, serta dibesarkan di lingkungan pesantren. Dirinya menilai bahwa pemimpin NU mendatang harus sosok yang tidak gampang tergoda politik kekuasaan, apalagi dengan memanfaatkan organisasi itu.
''Malah bagus kalau punya pesantren. Jadi ketua umum NU ini biar beda sama ketua umum PPP, PKB, atau ketua umum lainnya,'' tegasnya. (min)