Ketegangan antara Israel dengan kelompok Hamas memanas. Sejumlah pejabat tinggi mengancam akan menggulingkan pemerintahan Hamas di Jalur Gaza.
Ini semakin mengancam nasib perjanjian damai antar kedua pihak di masa mendatang. Ancaman tersebut datang dari Menteri Luar Negeri Tzipi Livni dan pimpinan partai berhaluan kanan Likud, Benjamin Netanyahu, Ahad (21/12)<>.
Seruan itu dikeluarkan setelah rapat kabinet yang membahas eskalasi serangan roket Hamas di wilayah perbatasan. Kedua tokoh tersebut akan bersaing memperebutkan kursi Perdana Menteri (PM) pada Februari mendatang.
"Kalau terpilih sebagai PM dalam pemilu 10 Februari, pemerintahan saya akan menggulingkan rezim Hamas baik melalui perangkat militer, ekonomi maupun diplomasi," ungkap Livni.
Namun, pemimpin Partai Kadima itu enggan menyebutkan kapan rencana itu dilakukan. Netanyahu yang menjadi rival Livni dalam pemilu mendatang menegaskan akan membentuk sebuah pemerintahan dengan kebijakan lebih agresif.
Sementara itu, para pemimpin pemerintahan Hamas di Gaza, Ismail Haniyeh tidak memedulikan ancaman dari sejumlah kandidat PM Israel tersebut. Kelompok Hamas tidak gentar dengan ancaman Israel tersebut.
"Tak ada suatu serangan apa pun yang mampu mengakhiri orang-orang kami," tandasnya.
Pejabat Hamas Ayman Taha menyatakan, pihaknya telah memperkirakan akan bertahan lebih lama lagi dibandingkan Pemerintahan Livni saat ini. Hamas telah mengendalikan Jalur Gaza sejak Juni 2007 lalu. (okz)