Warta

Kelanjutan Revitalisasi Taman Bungkul Dipertanyakan NU Surabaya

Selasa, 3 Mei 2011 | 04:44 WIB

Surabaya, NU Online
Revitalisasi Taman Bungkul menjadi kawasan wisata religi selaras dengan adanya Makam Sunan Bungkul, belum jelas pelaksanaanya.

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya selaku pihak yang mengawali rencana tersebut mengaku belum mendapat kabar lanjutan dari Pemerintah Kota Surabaya.<>

Terakhir, PCNU melakukan dengar pendapat dengan Komisi D dan Pemkot Surabaya beberapa waktu lalu. Dalam hearing tersebut muncul rekomendasi agar revitalisasi kawasan Taman Bungkul secepatnya dilakukan. Bahkan, PCNU sudah mengusulkan konsep revitalisasi dengan didukung kajian teknis dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Ketua PCNU Surabaya, Saiful Chalim menegaskan, sampai saat ini, pihaknya belum menerima kabar lanjutan. Menurut Gus Saiful, PCNU sudah berkirim surat mendesak Pemkot Surabaya, terutama Walikota untuk segera mengambil sikap mengenai revitalisasi tersebut.

"Namun belum jelas kabarnya, kami selaku pihak yang mengawali desakan tersebut masih menunggu," ujarnya seperti dilansir beritajatim.com, Senin (02/05/2011).

Saiful menambahkan, bahwa semestinya walikota segera menentukan langkah dan tak hanya dengan memasang alat pemantau (CCTV,red) atau petugas keamanaan.

"Sebab, harapan kami itu kan taman tersebut menyatu dengan Makam Sunan Bungkul, bukan terpisah seperti ini yang akhirnya menarik minat masyarakat untuk berbuat asusila," kritiknya.

PCNU, lanjut Gus Saiful, juga tidak begitu saja menjadikan kawasan tersebut murni menjadi kawasan religius. Sebab, menurut Saiful bagaimanpun publik butuh ruang.

"Tujuan revitalisasi tersebut semata-mata untuk mencegah perbuatan asusila, jadi taman tersebut nantinya tetap menjadi ruang publik," bebernya.

Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Masduki Toha mengatakan, revitalisasi kawasan Taman Bungkul tidak akan mematikan ruang publik yang saat ini sudah ada. Sebab, katanya, usulan tersebut menitikberatkan pada re-desian kawasan sehingga bisa menyatu dengan makam yang ada di dalamnya.

"Kalau sudah menyatu, maka saya yakin orang yang akan berbuat tindak asusila (mesum) akan mikir-mikir," pungkasnya. (mad)


Terkait