Warta
Konferensi Wali Gereja Indonesia Sesalkan Perobekan Al-Qur'an di AS
Ahad, 12 September 2010 | 12:04 WIB
Jakarta, NU Online
Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) menyesalkan aksi perobekan Al-Qur'an yang dilakukan 6 aktivis di Amerika Serikat (AS). KWI meminta agar masyarakat Indonesia tidak terprovokasi dengan melakukan aksi balasan.
"Saya belum mendapat konfirmasi. Tetapi kalau toh itu terjadi, saya menyesalkan. Jangan dibalas dengan kekerasan. Pelakunya akan mendapat ganjaran hukuman," kata anggota KWI, Benny Susetyo di Jakarta, Sabtu (11/9). />
Menurut Beny, semua tokoh agama di Indonesia selalu mengimbau agar mengedepankan perdamaikan, tidak terprovokasi dan melakukan tindakan rasional. Konvensi AS juga menjamin kebebasan beragama.
"Saya kira pelakunya akan ditindak secara hukum. AS akan keras. Pemerintah Obama lebih demokratis dan pro kepada kemanusiaan dan keadilan. Kalau kita membalas dengan melakukan kekerasan maka pelaku yang memprovokasi akan tepuk tangan," lanjut Benny.
Sebuah grup yang terdiri dari 6 orang aktivis melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Putih. Dalam aksinya, mereka merobek beberapa lembar isi kitab Al-Qur'an.
Tindakan yang dilakukan para aktivis ini bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh Presiden Obama tentang hubungan AS dan Islam. Menurut Obama Islam bukan musuh AS, dan selamanya AS tidak akan menyatakan perang dengan Islam. (min)
Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) menyesalkan aksi perobekan Al-Qur'an yang dilakukan 6 aktivis di Amerika Serikat (AS). KWI meminta agar masyarakat Indonesia tidak terprovokasi dengan melakukan aksi balasan.
"Saya belum mendapat konfirmasi. Tetapi kalau toh itu terjadi, saya menyesalkan. Jangan dibalas dengan kekerasan. Pelakunya akan mendapat ganjaran hukuman," kata anggota KWI, Benny Susetyo di Jakarta, Sabtu (11/9).
Menurut Beny, semua tokoh agama di Indonesia selalu mengimbau agar mengedepankan perdamaikan, tidak terprovokasi dan melakukan tindakan rasional. Konvensi AS juga menjamin kebebasan beragama.
"Saya kira pelakunya akan ditindak secara hukum. AS akan keras. Pemerintah Obama lebih demokratis dan pro kepada kemanusiaan dan keadilan. Kalau kita membalas dengan melakukan kekerasan maka pelaku yang memprovokasi akan tepuk tangan," lanjut Benny.
Sebuah grup yang terdiri dari 6 orang aktivis melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Putih. Dalam aksinya, mereka merobek beberapa lembar isi kitab Al-Qur'an.
Tindakan yang dilakukan para aktivis ini bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh Presiden Obama tentang hubungan AS dan Islam. Menurut Obama Islam bukan musuh AS, dan selamanya AS tidak akan menyatakan perang dengan Islam. (min)
