Menteri Agama M Maftuh Basyuni terharu dan menitikkan air mata serta menyatakan ingin mengaji kembali begitu mendengar lantunan ayat suci dan hafalan ayat suci Al-Qur'an santri Pondok Pesantren Al Falah, Nagrek, Kabupaten Bandung, Sabtu (20/6).
''Saya sangat terharu, bahwa dari pondok pesantren yang sangat sederhana ini ada suatu yang luar biasa. Ini jauh lebih baik daripada MTQ dan STQ yang menghabiskan dana bermilyar-milyar,'' tutur dalam Menag dalam silaturahim dengan pimpinan dan santri serta mahasiswa pesantren dan Sekolah Tinggi Agama Islam Al Falah, Nagrek, Kabupaten Bandung.<>
Menag mengaku pihaknya ingin menyelenggarakan MTQ setiap tahun sekali asalkan diselenggarakan dengan suasana yang sederhana dan yang terpenting tepat substansinya. Karena banyak pesantren dengan fasilitas yang sederhana mampu menghasilkan lulusan yang lebih baik daripada event-event tingkat nasional tersebut.
Menag mengaku saat ini banyak orang tua yang merasa anaknya sudah cukup mendapatkan pengetahuan dan ajaran agama dengan hanya mengikuti pelajaran agama 2 jam perminggu di sekolah umum. Akibatnya dimana-mana muncul permasalahan moral di generasi muda kita.
''Oleh karenanya saya mendorong agar pesantren dipacu dengan menambah pengajaran ilmu-ilmu diluar agama, tapi pada intinya adalah pesantren, jadi ada muatan pendidikan agama yang komprehensif untuk membentuk akhlaqul karimah,'' kata pria asal Rembang tersebut.
Di pesantren yang dipimpin KH Ahmad Syahid tersebut. Menag sempat menguji hafalan Al Qur'an 30 Juz pada santri bernama Hadian Akbar (15). Menag menguji Surat At Taubah 107 dan Surat Al An'am 120 serta An Nisa 157 dan Hadian mampu melantunkan ayat yang dimaksud dengan tartil beserta artinya. 'Ahsan' jawab Maftuh, dan aula pesantren tersebut pun bergemuruh dengan tepuk tangan hadirin. (SM)