Warta

Mahasiswa Baru Kader NU Maroko Diterima Dubes RI

Rabu, 29 September 2010 | 02:27 WIB

Rabat, NU Online
Dua belas mahasiswa baru kader NU di Maroko yang baru saja tiba, diterima oleh Duta Besar RI untuk kerajaan Maroko Tosari Widjaya di kantornya KBRI Rabat. Dalam pertemuan yang dilaksanakan Selasa (28/09), Dubes didampingi Sekretaris III Pelaksana Pensosbud KBRI Rabat Rahmat Azhari.

Para mahasiswa kader-kader baru NU Maroko bertemu Duta Besar RI mulai pukul 12.00 hingga 15.30 waktu setempat. Pertemuan ini diawali dengan perkenalan masing-masing mahasiswa baru NU di Maroko.<>

“Kami berbincang-bincang santai namun sarat dengan arahan dan wejangan, setelah itu kami dijamu makan siang disebuah restoran, Ibu Mahsusoh Ujiati Tosari juga ikut mendampingi Bapak Duta Besar,” ujar Abu Bakar, mahasiswa baru NU asal Malang yang rencananya belajar S2 di Institut Darul Hadits al Hasaniyah kota Rabat. 

Tosari Widjaya dalam pertemuan ini berpesan kepada mahasiswa kader-kader NU di Maroko untuk menimba ilmu secara sungguh-sungguh dan menggunakan kesempatan selama berada di sini untuk mengembangkan jaringan relasi, sekaligus menjadi duta-duta bangsa yang mampu mempromosikan image positif bangsa, dan harus siap kembali ke tanah air untuk membangun Indonesia saat sudah selesai.

“Sambutan beliau terhadap kami sebagai mahasiswa sangat hangat, obrolannya santai tapi sarat dengan arahan dan nasihat, terutama berkaitan dengan motivasi belajar,” ujar Muhammad Mansyur, S.Ag alumni Pondok Pesantren Assalafie Babakan ciwaringin Cirebon dan UIN Yogyakarta yang mendapat kesempatan beasiswa studi S2 di Institut Darul Hadits al Hasaniyah kota Rabat, melalui Pusat Kerjasama Timur Tengah PBNU.  

Sebagai Informasi, mulai tahun ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diberi kesempatan oleh kementrian Wakaf dan Urusan Islam Maroko untuk mengirimkan 15 orang kader-kadernya meneruskan belajar di negeri yang terkenal dengan julukan “bilad al-auliya” (negeri para wali).

“Tahun ini kita telah ajukan 15 orang, namun satu orang yang mengajukan studi S3 tidak diterima, jadi kami hanya mengirim 14 orang, saat ini 12 orang dari mereka sudah berada di Maroko, sedangkan 2 orang lagi akan kami berangkatkan dalam waktu dekat ini,” jelas Dr. Ahmad Ridha, direktur Pusat Kerjasama Timur Tengah PBNU.

“Sebagian dari mereka study S1 di kota Tanger (kota besar di ujung utara Maroko yang bersebelahan dengan Spanyol) dan sebagian lagi akan study S2 di ibu kota Rabat,” lanjut Ahmad Ridha. (arw)


Terkait