Tim Rukyat dan Hisab Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) menggunakan theodolit untuk menentukan awal puasa Ramadan tahun ini. Pelaksanaan rukyat akan dilakukan Selasa sore ini (10/8) di lantai teratas menara setinggi 100 meter di MAJT.
Theodolit adalah peralatan yang biasanya digunakan untuk mengukur jalan, namun untuk sementara alat tersebut digunakan melihat hilal atau bulan. Juga untuk mengukur ketepatan arah kiblat. Peralatan ini dipinjam pengelola MAJT dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.<>
Teleskop di menara Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) saat ini masih rusak karena tersambar petir pada 2009 lalu.
Wakil Ketua Pengelola Masjid Agung Noor Achmad mengatakan hingga kini pihaknya belum bisa memperbaiki atau mengganti alat teropong yang biasa digunakan untuk mengamati benda-benda astronomi itu.
"Perbaikan maupun harga penggantinya sangat mahal, kami belum ada anggarannya," ujar Noor Achmad, Selasa (10/8).
Sebelumnya, Pengelola MAJT sudah berusaha memperbaikinya dengan meminta bantuan Planetorium Boscha di Jawa Barat untuk meneliti kerusakannya. Hasil pemeriksaan menunjukan ternyata yang rusak tidak ada suku cadangnya. Harga teleskop juga sangat mahal.
Perbaikan pada 2009 lalu saja diperkirakan mencapai Rp 70 juta. Sedangkan jika membeli teleskop baru harganya lebih dari Rp 120 juta. Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah berharap agar bisa mengalokasikan anggaran untuk pembelian alat itu. (ful)