Warta

Masyarakat Belum Bisa Bedakan antara Dua Kelompok di Ahmadiyah

Rabu, 30 April 2008 | 09:50 WIB

Jakarta, NU Online
Masyarakat belum bisa membedakan dua kelompok di dalam Ahmadiyah, yakni Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI). Sehingga kerap kali salah kaprah dalam menilai aliran yang difatwa sesat itu. Padahal, keduanya memiliki pandangan berbeda.

Pendapat tersebut dikemukakan Wakil Ketua Fraksi Partai Persatuan (FPPP) Pembangunan DPR RI Lukman Hakim Saifuddin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (30/4). Menurut dia, organisasi keagamaan yang bermasalah adalah JAI, sedangkan GAI relatif tidak ada masalah.<>

Lukman menjelaskan, kelompok pertama mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi setelah Nabi Muhammad. Sementara, yang lain hanya menjadikan Mirza sebagai mujaddid atau pembaharu.

Politisi PPP yang mengaku sejak 1990 mencermati aliran keagamaan itu mengatakan masalah Ahmadiyah bukan soal HAM, tetapi soal aturan main. "Di setiap komunitas pasti ada aturan yang harus ditaati. Siapa yang menyimpang pasti kena tegur, jika penyimpangannya terus-menerus, pasti kena 'kartu merah', dikeluarkan dari lapangan," katanya.

Lukman menyarankan kepada pengikut Ahmadiyah masuk menjadi pemeluk agama Islam kalau mengimani Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir. Sebaliknya, kalau mau mengakui ada nabi dan rasul sesudah Muhammad, jangan mengaku Muslim.

"Kaum Kristen yang tidak mengakui Paus di Vatikan juga tidak menyebut dirinya Katolik. Kalau wasit melarang orang main bola voli pakai kaki, apakah si wasit melanggar HAM dan konstitusi?" kata Lukman mengumpamakan. (ant/rif)


Terkait