Seleksi Tilawatil Quran (STQ) tingkat nasional sebenarnya dapat dihapus jika Departemen Agama ingin mengefisiensikan anggaran belanjanya. STQ hanyalah even yang memboroskan anggaran saja.
Demikian dinyatakan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basuni di Jakarta, Senin (22/6). Menurut Maftuh, STQ dapat dilaksanakan sebagai ajang seleksi para calon peserta Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) di tiap tingkat pemerintahan.<>
''STQ ini kan kalau diselenggarakan di desa-desa, untuk mempersiapkan MTQ tingkat kabupaten. STQ tingkat Kabupaten, untuk menyiapkan MTQ tingkat provinsi. Lalu ada STQ tingkat provinsi, untuk menyiapkan MTQ tingkat nasional,'' papar Menag.
Maftuh juga menjelaskan, Mestinya hasil dari MTQ tingkat Nasional dapat dijadikan rujukan sebagai pengiriman peserta MTQ di tingkat internassional. Sehingga tidak perlu lagi diselenggarakan STQ tingkat nasional untuk menyeleksi calon peserta MTQ internasional.
''Nah, mestinya para pemenang MTQ nasional dapat dikirim sebagai delegasi MTQ tingkat internasional. Tidak perlu ada STQ lagi untuk menghadapi even internasional. Itu kan pemborosan," terang Maftuh.
Lebih lanjut, Menang mencontohkan STQ di Gorontalo, pihak Depag saja sudah mengeluarkan lima milyar. Belum lagi dari pemerintah daerah yang menurut Menag, ia tidak tahu jumlahnya. (min/rep)