Bekasi, NU Online
Menteri Agama Suryadharma Ali meminta para da`i agar menyampaikan ajaran agama Islam sebagai agama yang menyebarkan kasih sayang, memberi manfaat serta rahmatan lil alamin. Selain itu juga mengedepankan toleransi dan kerukunan antar umat agama.
"Para da`i agar menjelaskan bahwa Islam yang kita pahami bukan seperti anggapan yang menilai Islam itu agama yang mengajarkan terorisme," kata Menag saat membuka Silaturahmi Nasional Ikatan Da`i Indonesia (IKADA) di Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat, Jum'at (8/7).<>
Di hadapan ratusan juru dakwah dari berbagai wilayah tanah air, Menag berharap para da`i untuk mengedepankan kesejahteraan umat serta memerangi kemiskinan dan kebodohan.
"Jangan sampaikan agama hanya tekstual, tapi juga kontekstual. Maka jadikan agama sebagai sumber motivasi dan sumber kehidupan umat," ucap Menag.
Menag juga meminta para da`i memahami bahwa saat ini muncul pemahaman yang sesat dan keluar dari prinsip-prinsip pokok ajaran Islam.
"Kalau di Jawa Barat ada aliran Surga Eden masuk surga bisa beli. Ini bentuk pemahaman sesat," katanya seraya menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, dan Kalimantan Timur yang melarang keberadaan ajaran Ahmadiyah.
Lebih lanjut Suryadharma menjelaskan, ada pihak yang menyatakan, melarang Ahmadiyah berarti anti kebebasan beragama.
Apakah kebebasan itu bebas menghina yang dimuliakan, mengubah ayat-ayat suci," kata Suryadharma. Menurut Menag, fenomena ini harus dipahami di tengah masyarakat kita bahwa masih banyak masyarakat yang belum terjangkau oleh para da`i.
"Kebebasan bukan berarti bebas menghina yang dimuliakan. Bayangkan bagaimana perasaan kita apabila Nabi yang kita cintai digambar karikatur dengan kalimat yang menghina," ungkapnya.
Menag berharap agar para da`i harus terus meningkatkan aktivitas dakwah, karena masyarakat butuh bimbingan agama yang benar.
Ia juga meminta IKADI agar berdakwah di daerah perbatasan, di tempat yang rawan penyalahgunaan barang-barang terlarang.
"Di tempat ini pendidikan keagamaan sangat minim. IKADI agar isi kekosongan itu sehingga masyarakat terpenuhi kebutuhannya. Jadikan Islam sebagai perekat, pemersatu bangsa , menjaga kesatuan NKRI, pionir untuk menjaga kerukunan umat beragama," tandas Menag.
Redaktur : Syaifullah Amin
Sumber : Kemenag