Jika PBB tak berhasil menghentikan tindakan brutal Israel yang terus menghujamkan rudalnya ke Palestina, Organisasi Konferensi Islam (OKI) merencanakan akan membawa negara Zionis itu ke Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB).
Perkumpulan negara-negara Islam ini, melakukan pertemuan darurat sejak Israel menjatuhkan missilnya ke Palestina seminggu terakhir. Demikian dinyatakan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Triyono Wibowo, di Jeddah, Minggu (4/2).<>
"OKI sudah mendesak Dewan Keamanan PBB melakukan langkah-langkah untuk menghentikan serangan Israel, tapi sampai saat ini mereka belum memperoleh kesepakatan. Bila Dewan Keamanan tak juga berhasil menghentikannya, OKI akan melakukan pembahasan lebih lanjut untuk mengajukannya ke Dewan HAM dan Majelis Umum PBB. Karena ini jelas merupakan pelanggaran HAM. Tapi belum ditetapkan time frame-nya," kata Triyono.
Menurutnya, OKI sudah mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan langkah-langkah guna menghentikan serangan. Hanya saja OKI belum memperoleh kesepakatan tetap soal itu.
"Masih ada satu atau dua anggota Dewan Keamanan yang memberi dukungan kepada Israel. Uni Eropa juga demikian. Ini membuat Israel mengabaikan seruan internasional untuk menghentikan serangan," katanya.
Meski begitu, tambah Triyono, OKI sudah menugaskan sekjen OKI untuk mempersiapkan membawa Israel ke Dewan HAM PBB, bahkan hingga Majelis Umum PBB.
"Sekjen OKI sudah ditugaskan untuk melakukan konsultasi dengan duta besar negara-negara anggota OKI di Jenewa dan New York," kata Triyono yang pada kesempatan itu didampingi Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kesultanan Oman Salim Segaf Al Jufri dan Konjen RI di Jeddah Gatot Abdullah Mansyur.
Lebih lanjut dia menjelaskan pula bahwa selain sepakat melakukan pembahasan lebih lanjut untuk mengupayakan penghentian Israel ke Palestina, perwakilan negara-negara anggota OKI yang hadir dalam rapat darurat tersebut juga sepakat untuk menggalang dana kemanusiaan bagi penduduk Palestina.
Melalui komunike bersama yang dihasilkan dalam pertemuan itu, ujarnya, OKI juga mengecam tindakan Israel yang telah mengakibatkan lebih dari 400 warga Paletina terbunuh dan lebih dari 2.000 orang lainnya luka-luka. OKI juga menyayangkan kegagalan organisasi internasional seperti DK PBB.
"Ini sangat serius, harusnya PBB secepatnya membuat kesepakatan untuk menghentikan serangan Israel. Masalahnya sampai sekarang PBB belum mampu menggalang kekuatan dari negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan serangan," katanya.
Padahal latar belakang serangan militer Israel ke Palestina tersebut, menurut Salim Segaf Al Jufri, kemungkinan hanya dilakukan untuk kepentingan politik di dalam negeri Israel. Sebab Israel dalam beberapa pekan mendatang akan menggelar pemilu. (inl/min)