PBNU Minta Agar Tokoh Muslim Indonesia Diajak Berdialog dengan Obama
Rabu, 17 Maret 2010 | 00:26 WIB
Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menyarankan agar umat dan tokoh Muslim Indonesia lebih baik diberi kesempatan berdialog dengan Presiden AS Barack Obama, ketimbang melakukan penolakan kedatangan. Sikap penolakan justru akan menimbulkan persoalan baru, bukan menyelesaikan masalah.
"Saya kira, lebih baik kalau kita diberi peluang untuk melakukan dialog. Pemerintah harus mau mengajak Obama untuk bertemu para tokoh muslim. Sehingga posisinya kita bisa saling menghargai, bukan memunculkan sikap seperti itu yang bisa membuat persoalan baru," kata Ketua PBNU Ahmad Bagdja kepada wartawan di Hotel Bintang, Jl Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (16/3/2010).<>
Oleh karena itu, Bagdja juga menyarankan, agar ummat dan tokoh Muslim yang menolak kedatangan Obama bisa memformulasikan dengan jelas masalah yang ada dan bisa diperjuangkan dalam forum yang lebih jelas. "Tidak dengan sikap insidensial, tokoh baru datang baru bereaksi. Tapi bagaimana berjuang dalam waktu yang panjang dan menggalang solidaritas," jelasnya.
Mengenai kedatangan Presiden AS Barack Obama ini, PBNU lanjut Bagdja, merupakan tamu pemerintah dan negara. Oleh karenanya, pemerintah Indonesia sendiri memiliki pertimbangan sendiri untuk menerimanya. Apalagi di dalam ajaran Islam, seorang tamu itu sangat dihormati.
"Sebagai tamu, Obama mengatasnamakan bangsa AS, begitu juga SBY. Jadi tidak bisa diposisikan sebagai musuh. Di Islam, musuh sekalipun ketika bertamu datang ke rumah, kita harus menghormatinya," tegasnya lagi.
Bagdja menyatakan, bila memang dirasa ada kebijakan, politik dan langkah Obama yang tidak disetujui bisa disampaikan para tokoh ini melalui sebuah forum. Sehingga bisa diketahui apa yang sesungguhnya terjadi dan apa maunnya ummat Muslim di Indonesia.
"Misalnya soal Timur Tengah, Irak, Afghanistan dan isu lainnya. NU juga selalu menagih janji Obama yang selama ini dinilai belum teralisasi, seperti penarikan pasukan di Irak dan soal Palestina. NU juga punya pertanyaan seperti itu," pungkasnya. (min)