Warga Nahdliyyin harus jeli dan pintar memilih pemimpin kepala pemerintahan. Jangan mudah terbujuk dan tergoda oleh bujuk dan rayuan demi kepentingan sesaat. Kelihatannya akan membantu dan ikut membesarkan NU, akan tetapi setelah jadi, mereka lupa dengan NU dan itu banyak terjadi di berbagai daerah di tanah air. Siapa pun mereka, asal ada kepedulian dengan Nahdlatul Ulama harus didukung.
Demikian dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Agil Siradj di Gedung PCNU Pekalongan, Rabu (16/3). Dikatakan, pemimpin pemerintahan yang dianggap peduli dengan NU, seperti jika NU punya gawe dibantu, mendukung segala aktifitas NU seperti tahlil, manakiban, barzanji maupun yasinan. Jika amaliyah NU tidak mendapat dukungan, saya minta warga NU tidak usah memilihnya.
t;
Meski secara konstitusional organisasi, posisi NU bukan sebagai lembaga politik, akan tetapi warga Nu termasuk para tokoh kiyai dan ulama diperbnolehkan untuk memberikan kontribusi terhadap bermasyarakat dalam berbangsa dan bernegara, termasuk dalam proses kehidupan demokrasi seperti pilpres, pilgub maupun pilkada.
Karena itu, warga NU dihimbau untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilu kepala daerah Kabupaten Pekalongan pada awal Mei 2011 mendatang dengan memberikan hak pilihnya kepada pasangan bupati dan wakil bupati yang peduli terhadap kemajuan NU ke depan.
"Kalau selama ini ada yang pernah jadi bupati dan maju lagi sebagai bupati pada lima tahun ke depan, akan tetapi tidak pernah memberikan kontribusi yang nyata kepada NU, saya minta tidak usah dipilih," ujarnya.
Menurut Kang Said, secara politik NU telah memiliki peran penting dalam pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tokoh NU seperti KH. Wahid Hasyim putra pendiri NU KH. Hasyim Asy'ari adalah salah seorang panitia pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi peran politik telah dilakukan sejak sebelum Indonesia merdeka. (iz)