Warta

Pertanian Indonesia Makin Memperihatinkan

Jumat, 20 Maret 2009 | 00:40 WIB

Jombang, NU Online
Kondisi pertanian di Indonesia makin memprihatinkan. Hal itu terlihat dengan makin lunturnya kemandirian petani dalam mengelola lahan pertanian serta kuatnya berbagai tekanan, baik tekanan ekonomi, budaya serta kebijakan.

Menurut Muhammad Subhan, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Jombang, suramnya masa depan pertanian di Indonesia, disebabkan oleh permainan perusahaan yang bergerak dalam sektor pertanian.<>

Lunturnya kemandirian petani akhir-akhir ini, sengaja diciptakan perusahaan penghasil benih, pestisida serta pupuk agar petani menjadi tergantung kepada mereka.

“Saat ini pemilik modal yang menguasai akses pertanian,” kata Subhan dalam Dialog Interaktif di Radio Suara Katemas FM, Jombang, Jum’at (13/3) malam lalu.

Ia menambahkan, nasib petani terpuruk karena penentuan harga pembelian sarana produksi pertanian serta harga jual hasil pertanian banyak ditentukan oleh perusahaan. “Contohnya, harga benih, obat-obatan dan pupuk semuanya mereka (perusahaan) yang menentukan, bahkan pemasaran hasil panen pun mereka yang menentukan, trus petani dapat apa?” kata Subhan.

Petani Muda alumni Politeknik Pertanian Negeri Jember ini menambahkan, agar masa depan pertanian lebih menjanjikan, petani harus segera menghilangkan ketergantungannya pada penggunaan sarana produksi pertanian yang dibuat pabrik. Potensi sumberdaya alam yang tersedia disekitar lahan pertanian perlu dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk serta pestisida.

”Potensi lokal harus dimanfaatkan, kalau tidak kita akan terus dikuasai para pemilik modal,” tandas Subhan. (yus)


Terkait