Warta

PMII Harus Lebih Kompetitif

Sabtu, 20 Maret 2010 | 19:08 WIB

Bekasi, NU Online
Perubahan Indonesia sangat tergantung oleh tiga hal, Politisi, Birokrasi, dan professional. Posisi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah sebagai agen yang mempersiapkan kader dalam tiga hal tersebut. Karenanya, PMII harus melakukan tiga hal. Pertama, merubah system organisasi.  Kedua, merubah penampilan, ketiga, merubah pola kaderisasi.

Demikian dinyatakan Nusron Wahid pada acara Pelatihan Kader Lanjutan (PKL) yang diadakan oleh Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jakarta, Jum’at (19/3). Karenanya, menurut Nusron, PMII harus mempersingkat pola kaderisasi.<>  
Dalam pandangan Nusron, pola kaderisasi PMII saat ini dibuat pada tahun 70-an, pada saat itu, masa kuliah mahasiswa relative lebih lama, tujuh tahun. Namun saat ini, masa kuliah mahasiswa labih singkat, sehingga, pola kaderisasi harus dipersingkat, agar mahasiswa tidak terlalu lama mengikuti proses kaderisasi

“Hal ini mutlak harus dilakukan demi mempertahan keberadaan PMII dekade mendatang. PMII harus lebih kompetitif dalam dua hal, individual dan kepemimpinan. PMII harus mampu menyiapkan kader dengan kualitas personal yang professional, serta mampu memimpin apapun dalam konteks kehidupan berbangsa dan beragama, kata mantan ketua umum PMII ketika Gus Dur menjadi Presiden ini.

Menurut Nusron, PMII terlalu sering mengadakan acara nasional yang melibatkan seluruh PC di seluruh Indonesia, sehingga membutuhkan banyak tenaga dan biaya yang menghabiskan energi PMII. Dalam satu periode saja, PB PMII harus mengadakan Kongres, Musyawarah Pimpinan Nasional (MUSPIMNAS), belum lagi jika ada acara nasional yang sifatnya aksidental.

“Pengurus Cabang jauh-jauh datang dari berbagai daerah, berkumpul di suatu tempat, namun ujung-ujungnya tidak bisa pulang”, celetukya.

Di depan 40 PC PMII, ia menghimbau agar PMII tidak terlalu sering memobilisasi masa untuk berkumpul di suatu tempat.

“Kita gunakan teknologi, sekarangkan sudah waktunya memanfaatkan teknologi, jika PMII mampu menggunakan jejaring Face Book, itu akan lebih murah dan cepat”, imbuh anggota DPR RI ini.

"Lebih baik dana dan tenaga yang tersedia digunakan untuk program yang lebih bermanfaat. “misalnya, untuk beasiswa”, imbuhnya. (fiq)


Terkait