Jakarta, NU Online
Kader-kader PMII harus senantiasa mempertahankan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para kader PMII juga dituntut untuk selalu menjaga jiwa pancasila dalam setiap perjuangannya.
Sebab, saat ini telah banyak komponen bangsa yang tidak lagi menganggap Pancasila sebagai ideologi bangsa. Kini, semakin banyak kelompok-kelompok pergerakan yang telah melupakan pancasila, selain hanya untuk melengkapi formalitas saja.r />
Demikian dinyatakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdul Mun'im DZ dalam orasinya di hadapan puluhan kader PMII Jakarta di Gedung PBNU, Jl. Kramat Raya 164 Jakarta, pekan lalu. Menurut Mun'im, Pancasila hendaknya bukan hanya dijadikan judician review, melainkan juga harus difungsikan sebagai ideological review.
"Saya salut kepada PMII yang masih memiliki semangat Pancasila di tengah semakin banyaknya orang melupakan pancasila. Saya berharap PMII terus mengobarkan semangat Pancasila, meski semakin banyak orang menganggap Pancasila hanya sebagai aksesoris saja," tutur alumnus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Lebih lanjut, Mun'im menjelaskan, bangsa Indonesia memerlukan simbolisasi Pancasila, termasuk semacam ritual untuk menghidupkan pancasila dalam setiap kader bangsa. Sehingga Pancasila bukan hanya menjadi simbol kultural saja, melainkan juga menjadi penopang nalar politik modern bangsa. (min)
Kader-kader PMII harus senantiasa mempertahankan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para kader PMII juga dituntut untuk selalu menjaga jiwa pancasila dalam setiap perjuangannya.
Sebab, saat ini telah banyak komponen bangsa yang tidak lagi menganggap Pancasila sebagai ideologi bangsa. Kini, semakin banyak kelompok-kelompok pergerakan yang telah melupakan pancasila, selain hanya untuk melengkapi formalitas saja.
Demikian dinyatakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdul Mun'im DZ dalam orasinya di hadapan puluhan kader PMII Jakarta di Gedung PBNU, Jl. Kramat Raya 164 Jakarta, pekan lalu. Menurut Mun'im, Pancasila hendaknya bukan hanya dijadikan judician review, melainkan juga harus difungsikan sebagai ideological review.
"Saya salut kepada PMII yang masih memiliki semangat Pancasila di tengah semakin banyaknya orang melupakan pancasila. Saya berharap PMII terus mengobarkan semangat Pancasila, meski semakin banyak orang menganggap Pancasila hanya sebagai aksesoris saja," tutur alumnus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Lebih lanjut, Mun'im menjelaskan, bangsa Indonesia memerlukan simbolisasi Pancasila, termasuk semacam ritual untuk menghidupkan pancasila dalam setiap kader bangsa. Sehingga Pancasila bukan hanya menjadi simbol kultural saja, melainkan juga menjadi penopang nalar politik modern bangsa. (min)
