Warta

PWNU Sumbar: Tantangan Mubaligh NU Makin Berat

Selasa, 3 Januari 2012 | 01:24 WIB

Padang, NU Online
Tantangan yang dihadapi para mubaligh dan dai Nahdlatul Ulama kini semakin berat. Tidak saja datang dari luar umat Islam, namun tak kalah beratnya ádalah tantangan dari umat Islam sendiri. Tantang dari dalam antara lain makin berkembangnya paham Islam radikal ke berbagai penjuru di tanah air dewasa ini.

Tantangan ini harus diimbangi dengan Islam yang santun, menyejukkan dan rahmatan lil alamin. Islam yang berpaham radikal ini melakukan tindakan kekerasan seperti teroris, penghancuran tempat-tempat ibadah kelompok yang berbeda dengannya, sampai dengan pembunuhan atas nama agama, makin luas perkembangannya.
<>
Ketua Tanfidziyah PWNU Sumbar A Khusnun Aziz, mengungkapkan hal itu pada pembukaan Pelatihan Mubaligh/Dai Aswaja Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Propinsi SUmatera Barat, Minggu (1/1/2012) malam di Asrama Ají Rasuna Said Madang.

Pelatihan yang dibuka oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Sumatera Barat H. Ismail Usman, dihadiri Kabag Kesekretariatan Kemenag Sumbar H Salman K Memet, dan sejumlah pengurus PWNU Sumbar, diantaranya Rais Syuriyah Asassriwarni Wakil Ketua Dasril, Darmansyah, Azwandi Rahman, Ketua LDNU Sumbar Nurasa, Bendahara LDNU Erten Munandar. Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari, diikuti sebanyak 40 peserta dari kabupaten/kota dan badan otonom UN di Sumbar.

Menurut Khusnun, tantangan dari luar antara lain  kemajuan teknologi informasi, telah menyebabkan umat dapat mencari informasi dakwah melalui tivi, hape, internet dan suratkabar. Umat memperolehnya tidak terbatas waktu dan tempat. Seiring dengan itu, terjadi makin gencarnya pemikiran dan tindakan yang menyerang umat Islam. Melalui kemajuan teknologi informasi ini, telah merubah nilai-nilai kehidupan yang selama ini tabu, menjadi hal biasa diperbincangkan dan dilakukan.

“Dengan kondisi demikian, tentunya para mubaligh/dai semakin dituntut untuk dapat membaca dan memahami apa yang dibutuhkan umat, sesuai dengan perkembangan zaman. Mau tidak mau, para mubaligh dan dai, harus menyikapi dan berperan dalam perkembangan teknologi untuk mencapai tujuan dakwah,” kata Khusnun.

Kepala Kemenag Sumbar Ismail Usman menyebutkan, mubaligh dan dai selain mensukseskan gerakan gemar mengaji, juga harus menggerakkan gemar ke masjid. Sehingga masjid yang saat ini banyak yang lenggang dari jamaah, kita harapkan ada peningkatannya.

Sementara itu, Ketua LDNU Sumbar Nurasa mengatakan tujuan pelatihan antara lain peningkatan wawasan kebangsaan dan keislaman mubaligh/dai di lingkungan NU. Peningkatan pemahaman nilai-nilai Islam yang berpahamkan Aswaja dengan prinsip  nilai-nilai  tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), tawassuth (jalan tengah/moderat), i’tidal (adil) dan amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran).

“Selain itu, peningkatan wawasan mubaligh/dai terhadap penguasaan informasi teknologi sebagai sarana dakwah. Pencegahan terhadap semakin meluasnya Islam yang beraliran keras yang ditandai dengan tindakan terorisme, bom bunuh diri, penghancuran rumah ibadah dan sebagainya,” kata Nurasa menambahkan.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Bagindo Armaidi Tanjung

 


Terkait