Raja Maroko Mohammed menyerukan sebuah aksi terhadap penghianat yang mengancam kesatuan wilayah negara itu. Seruan itu merupakan sebuah peringatan langsung kepada para pelaku kampanye kemerdekaan di Sahara Barat.
Dalam pidato peringatan 34 tahun Maroko mengambil alih kendali kawasan gurun pasir itu, Raja Mohammed mengatakan inilah saatnya menghentikan para pelanggar hukum yang mengambil keuntungan kebebasan sipil untuk menggelisahkan masyarakat.<>
“Waktu untuk permainan ganda dan mengelak usai. Ini waktunya kejelasan, dan menjelaskan tugas-tugas Anda. Apakah Anda seorang patriot atau pengkhianat. Tidak ada setengah-setengah, antara patriotisme dan pengkhianatan,” katanya seperti dikutip Reuters, Sabtu (7/11).
Maroko mengendalikan sebagian besar Sahara Barat pada 1975 setelah Spanyol menarik diri. Hal ini memicu perang dengan kelompok kemerdekaan Front Polisario yang berlangsung hingga 1991 ketika PBB menjadi mediator gencatan senjata.
Maroko sekarang menawarkan otonomi terbatas bagi kawasan tersebut. Sementara Polisario, yang didukung oleh negara tetangga Maroko, Aljazair, menginginkan sebuah referendum dengan kemerdekaan sebagai salah satu pilihan.
Tidak ada satu negara pun yang mengakui pemerintah Maroko atas Sahara Barat namun Dewan Keamanan PBB terpecah. Sejumlah negara Non-Blok mendukung Polisario sementara Prancis dan AS memberikan dukungan kuat kepada proposal otonomi Maroko. (min)