Ribuan siswa SMAN 1 Bangil bergerombol di tengah lapangan. Sekitar pukul 06.00 WIB, para siswa dari kelas X sampai XII tampak duduk bersila. Yang pria duduk di bagian depan. Sedangkan, siswa wanita berada di belakangnya dengan menghadap kiblat. Kebetulan lapangan basket dan futsal yang dipakai berhadapan langsung dengan musholla sekolah. Para guru yang memimpin panjatan doa dan istighotsah ini bisa berhadapan langsung dengan mereka.
Jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti istighotsah sebanyak 1.017. Kendati yang akan berjuang untuk unas adalah para siswa kelas XII, namun para adik kelasnya tetap ikut peduli. Ikhtiar berupa try out dan belajar mandiri sudah mereka lakukan.<>
"Sehingga, saatnya ada ikhtiar berupa spiritual. Ini penting untuk menumbuhkan mental anak sebelum ujian. Ini memang tradisi kami. Dan ini adalah istighotsah bersama seluruh siswa," tegas Waka Kesiswaan SMAN 1 Bangil, Choirul Anwar, Jum'at (19/3).
Chairul memastikan jika anak didiknya lulus dengan kreattivitas dan kemampuannya sendiri. Peran guru dan pengawas hanya sebatas mengawasi mereka. Upaya tidak melibatkan diri dalam intervensi ujian anak sangat dijunjung tinggi dalam mengedepankan arti kejujuran.
"Dari dulu, kami berupaya untuk selalu menanamkan kejujuran itu. Tapi, kami optimis anak-anak tidak hanya mengejar target lulus. Tapi, seberapa besar nilai yang akan mereka raih," tndasnya seperti dilansir Radar Bromo.
Untuk persoalan kelulusan, hampir setiap tahun SMAN 1 Bangil selalu lulus 100 persen. Kompetisi di antara siswa, lanjut Choirul saat ini adalah seberapa besar nilai yang mereka dapat. Karena ini sangat berpengaruh pada upaya mereka melanjutkan ke perguruan tinggi. Bisa melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) atau melalui seleksi UMPTN. (min)