Said Agil: Masalah Agama Harus Diserahkan pada Alumni Pesantren
Sabtu, 8 Agustus 2009 | 09:13 WIB
Demi menciptakan pemahaman keagamaan yang akurat di masyarakat, masalah-masalah agama hendaknya tidak diserahkan kepada orang-orang yang bukan ahlinya. Masalah agama mestinya diserahkan kepada para ahli agama, yakni para alumni pesantren.
Para alumni pesantren inilah yang memiliki kemampuan untuk menelaah teks-teks keagamaan dan menyampaikannya kepada masyarakat secara tepat. BIla permasalahan-permasalahan keagamaan diserahkan kepada selain ahlinya, maka bisa dipastikan, masyarakat akan mendapatkan informasi keagamaan yang tidak memadai.<>
Demikian dinyatakan oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Agil Sirajd kepada NU Online di Jakarta, Jum'at (8/7). Menurut Kiai Said -panggilan akrab Said Agil Sirajd, para alumni pesantren bisa membedakan fungsi-fungsi kalimat dan berbagai penandanya dalam teks-teks keagamaan.
"Masalah agama harus diserahkan kepada para alumni pesantren. Pesantren beneran, bukan sekedar pesantren kilat. Karena mereka memiliki keahlian untuk membedakan mana bentuk-bentuk perintah wajib atau hanya anjuran saja," terang Kiai Said.
Lebih lanjut Kiai Said menjelaskan, kata kholaqo misalnya, memiliki arti atau makna yang berbeda dengan kata ja'ala, meskipun jika diterjemahkan tampaknya sama saja, yakni menjadikan atau membuat dan menciptakan.
Kholaqo bermakna membuat melalui proses yang tidak dapat diganggu gugat. Kholaqo adalah kata kerja yang tidak dihubungkan pada proses manusiawi, proses pembuatan yang terkandung dalam makna kholaqo pada adalah murni hak prerogatif Tuhan.
Hal ini berbeda dengan kata ja'ala yang pada prosesnya menyertakan pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan. Jika sebuah firman Tuhan menggunakan kata ja'ala, maka berarti manusia turut dilibatkan dalam proses pengerjaannya.
"Nah, hal-hal semacam ini tentu tidak bisa dikuasai oleh orang-orang tidak pernah mendapatkan pendidikan pesantren. Apalagi yang hanya bermodalkan teks-teks terjemahan saja," tandas Said Agil. (min)