Seluruh sekolah dari tingkat SD hingga SMA di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, diminta untuk melakukan penambahan jam belajar keagamaan. Walikota Bengkulu Ahmad Kanedi berharap mata palajaran agama diberikan empat hingga lima jam setiap minggu, sehingga siswa benar-benar dapat memahami makna dan ajaran agamanya.
"Mata pelajaran keagamaan sangat penting bagi pembentukan moral dan karakter siswa, jadi mata pelajaran itu tidak cukup diberikan dua jam saja. Mata palajaran agama juga jangan hanya difokuskan kepada pelajaran atau hafalan di dalam buku, namun lebih kepada pengembangan budi pekerti dan kepatuhan siswa terhadap orang tua, guru dan lingkungan sekitarnya," kata Kanedi, Selasa (25/8).<>
Selain mata pelajaran agama yang kurang, saat ini mayoritas sekolah hanya menjadikan mata pelajaran agama sebagai syarat kurikulum tanpa menanamkan budi pekerti pada siswa.
Minimnya penanam budi pekerti oleh sekolah dan orang tua itulah yang sering menyebabkan siswa hilang kendali sehingga melakukan aksi tawuran dan tindakan amoral lainnya, baik di dalam maupun luar sekolah.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bengkulu, Dani Hamdani, ketika dikonfirmasi mengaku setuju dengan rencana penambahan jam balajar keagamaan itu. Namun teknis penambahan jam pelajaran agama tersebut akan dibahas dengan pihak sekolah, orang tua siswa dan Disdik Kota Bengkulu, sehingga tidak mengganggu proses belajar mata pelajaran lainnya.
"Mungkin perlu adanya pemanfaatan pelajaran muatan lokal kearah keagamaan dan budi pekerti siswa," kata Hamdani. (ant)