Warta

Tak Ada Negara Miskin Kirim TKW Kecuali Indonesia

Jumat, 3 Desember 2010 | 01:02 WIB

Makkah, NU Online
Bila menginginkan masalah tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi selesai, satu-satunya solusi adalah dengan tidak mengirim TKI. Saat ini, selain Indonesia tidak ada negara yang mengirim TKW.

"Sekarang ini di Saudi juga di negara-negara Islam di Timur Tengah sudah tidak ada lagi negara yang semiskin apapun mengirimkan TKW pembantu rumah tangga.  Itu sudah tidak ada kecuali Indonesia," kata Wakil Amirul Hajj INdonesia, KH Hasyim Muzadi.r />
Hasyim menyampaikan hal itu usai ramah tamah Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali dengan wartawan Media Center Haji (MCH) di Restoran Al Khalidiah, Makkah, Sabtu (20/11) lalu.

Negara-negara lain memutuskan kebijakan tidak mengirim TKW ke Arab karena untuk menyelamatkan mereka hampir tidak mungkin.

"Maka sebenarnya, kalau memang masalah TKW ini mau selesai ya yang dikirim TKI saja jangan TKW rumah tangga," tegas mantan Rais Syuriyah PBNU itu.

Menurut Hasyim, sebetulnya problem TKW itu 60 persen ada di Indonesia. Sementara di luar negeri itu adalah ekses daripada kesalahan mismanagement di Indonesia.

Namun diakui Hasyim, masalah TKW sudah akut dan sulit diselesaikan. Kalau memang mau diselesaikan sudah harus lewat diplomasi tingkat tinggi, yakni bagaimana diplomasi antar kepala negara agar TKW ditarik saja.

Negara-negara  lain seperti  Yaman, Pakistan, Banglades, Somalia, Filipina  sudah tidak ada yang mengirimkan TKW untuk pekerjaan rumah tangga. "Nggak ada, cuma Indonesia saja. Malah kadang-kadang kita dibilang bangsa tidak punya malu sama mereka," ungkap Hasyim sedih.

Selain diplomasi tingkat tinggi level kepala negara, harus ada gerakan lintas kementerian seperti antara Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM.

"Dari menkum HAM untuk meng atur imigrasinya juga untuk mengatur penertiban PJTKI mampu ndak Kementerian Tenaga Kerja. Baru setelah itu dilakukan koordinasi untuk menarik pulang TKW-TKW itu," kata pengasuh Pesantren Al Hikam Malang dan Depok tersebut.

Pengiriman  TKW tidak hanya memunculkan tragedi penyiksaan, tapi juga tragedi keluarga seperti suami yang kawin lagi atau hancurnya kehormatan keluarga.

"Masalah TKW  bukan menyanggut devisa tapi masalah kehormatan bangsa. Masalahnya mampu nggak Kementerian Tenaga Kerja menyetop pengiriman TKW?" kritik Hasyim. (min)


Terkait