Warta

Taufiq Kiemas Temui Hasyim, Minta Kader NU Masuk Baitul Muslimin

Kamis, 28 Desember 2006 | 08:16 WIB

Jakarta, NU Online
Politisi Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) Taufiq Kiemas yang juga suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Rabu (27/12) sore menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta. Taufiq saat didampingi Sekretaris Jenderal PDI-P Pramono Anung dan sejumlah pengurus Baitul Muslimin (BM).

Usai pertemuan tertutup yang berlangsung sekitar satu jam itu, KH Hasyim Muzadi mengungkapkan keinginan PDI-P untuk meminta beberapa kader NU yang bersedia dimasukkan dalam keperngurusan BM. “Pak Taufiq Kiemas, Pramono Anung dengan pengurus Baitul Muslimin minta tenaga dari NU untuk masuk dalam kepengurusan Baitul Muslimin,” katanya.

<>

Hasyim mengungkapkan, dalam pertemuan yang juga diikuti sejumlah petinggi PBNU antara lain, HM Rozy Munir (Ketua) dan Siradjul Munir (Bendahara) itu, pihaknya bersedia memasukkan beberapa kader NU untuk duduk dalam kepengurusan organisasi kemayarakatan sayap Islam di tubuh partai berlambang kepala banteng tersebut.

“Ya, satu atau dua orang saja dari PBNU. Yang penting mind set-nya Baitul Muslimin itu, bagaimana hubungan antara Islam dan nasionalisme itu. Di mana letak pengembangan Islamnya, di mana letak pengembangan nasionalismenya,” terang Hasyim yang juga mantan calon wakil presiden berpasangan dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri itu.

Namun demikian, Hasyim meminta agar BM tersebut juga mampu mengembangkan Islam secara kultural yang dapat memerbaiki moral bangsa. Ia juga meminta, didirikannya ormas berbasis massa Islam itu juga mampu menghindari formalisme agama. “Karena payungnya mesti payung pluralitas atau kebhinekaan. Ini yang harus disenergikan,” ujarnya.

Mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim itu tak saat ditanya wartawan akan kemungkinan BM tersebut menjadi alat politik praktis untuk kepentingan pemilu 2009. Menurutnya, wajar bagi sebuah partai untuk mencari cara dalam mencari dukungan masyarakat. “Asal pengembangan agamanya itu jujur saja. Jangan hanya lips service. Toh pemilih PDIP itu kan mayoritas orang muslim,” terangnya.

Dukungan Hasyim dalam bentuk kesediaannya untuk memasukkan beberapa kader NU ke dalam BM tersebut, juga tidak terlepas dari misi NU mengembang Islam yang rahmatan lil alamin. Menurutnya, PDI-P sebagai partai nasionalis juga telah mulai memberikan ruang bagi Islam. Semua, lanjutnya, harus mampu menjadi sinergi bagi perwujudan Islam yang damai. (rif)


Terkait