Warta

Tidak Kenal Tawakal, Bunuh Diri Anak Marak

Rabu, 30 Juni 2004 | 08:53 WIB

Jakarta, NU Online
Belum lama ini berbagai media di tanah air banyak memberitakan kasus bunuh diri di kalangan anak-anak. Kejadian tersebut membuat  prihatin kalangan ormas-ormas Islam. Ketua LDNU KH Nuril Huda meminta kepada pada guru, muballigh dan orang tua agar menanamkan sikap tawakkal dan menyadari bunuh diri adalah dosa besar.

"Maraknya kasus bunuh diri di lingkungan anak-anak karena mereka tidak  kenal dengan konsep tawakkal kepada Allah dalam menghadapi cobaan hidup. Jalan pintas yang mereka tempuh tersebut juga karena anak-anak tidak mengenal dosa besar  sehingga mudah terjerumus,"ujarnya kepada NU Online, Rabu.

<>

Mereka menilai,  bunuh diri  sebagai jalan keluar praktis dan mudah untuk menyelesaikan masalah,  padahal kalau mereka dikenalkan konsep agama dan dilatih hidup tabah, tidak akan terjadi perbuatan tersebut.

Dari media, dalam setahun terakhir saja  terjadi sedikitnya 29 peristiwa bunuh diri. Dari jumlah itu, sebagian di antaranya dilakukan anak-anak dan pelajar. Seperti yang dilakukan Usep (13), yang nekat bunuh diri karena kecewa tidak dibelikan TV. Nurdin (12) akibat merindukan ibu, Agus Suryana (13), yang bunuh diri karena tidak diberi uang jajan atau Agus (siswa SD dari Lembang) yang nekat karena dilarang mengantar adik. Wandi (pelajar dari Cianjur) juga gantung diri karena diputus pacar, Latifah (pelajar dari Purwakarta) karena diduga hamil, dan Suningrat (12) yang minum racun tikus karena bertengkar dengan teman sekelas.

"Dari data di atas diketahui bahwa alasan anak-anak melakukan tindak bunuh diri sebagian besar bukan karena alasan yang berat, tapi remeh bin temeh"lanjut Kiai Nuril. Ia menegaskan bahwa pelajaran Aqidah Tauhid, Ahlaq dan harus diberikan sejak diri kepada anak didik agar memiliki sandaran hakiki ketika menghadapi masalah. Mereka harus mengenal Allah sebagai penolong dan maha pengasih.(MA)


Terkait