Cita-cita memang harus digantungkan setinggi langit. Demikianlah tekad Susanto (42), seorang tukang servis payung yang sehari-hari mangkal di di pasar Petanahan Kabupaten Kebumen.
Warga Desa Jatimulyo RT 1 RW 01 Kecamatan Petanahan yang juga seringkali keliling kampung untuk mencari konsumen ini memiliki tekad kuat untuk meningkatkan taraf hidup. Tak tanggung-tanggung, ia memberanikan diri terjun di dunia politik.<>
Dengan bergabung dalam sebuah partai politik, ia beraksi membagi-bagikan stiker kampenyenya sebagai calon anggota legislatif (Caleg). Tukang servis payung itu menjadi Caleg di daerah pemilihan (dapil) 4 di kabupaten Kebumen.
Susanto ingin mewujudkan keinginannya untuk mengayomi rakyat kecil dan memperbaiki "payung negara" yang selama ini dirasanya sudah dirusak oleh anak bangsa sendiri. Dia berjanji ketika dirinya terpilih duduk dibangku legislatif profesi sebagai tukang servis payung tidak akan ditinggalkannya.
Sebagai seorang tukang servis payung, dalam dirinya dia bermimpi ingin mengabdikan diri kepada negara. Jika selama ini dia memperbaiki payung pelanggannya, dia kelak ingin memperbaiki payung negara yang rusak. Hal itu membuat dia mulai mengenal dunia politik.
Dengan hanya bermodalkan keberanian, tukang servis payung ini menjalani kegiatan kampanyenya dengan sangat sederhana. Jika caleg lain berdandan parlente layaknya politikus, Santo, panggilan akrabnya- hanya membawa peralatan untuk memperbaiki payung serta mengenakan kaos oblong. Dia memperkenalkan diri dan meminta doa restu pada semua orang yang dijumpai agar memilih dirinya.
Atas kenekatan itu, membuat Santo terkadang menjadi pergunjingan tetangga. Banyak diantara mereka yang heran dan tak percaya dengan keberadaan santo sebagai caleg. Tak jarang pula dengan ulahnya itu dia ditangapi dengan sinis, bahkah menjadi ajang ledekan. "Mengurus diri sendiri saja tidak bisa kok mau ngurusi rakyat," begitu kata dia menirukan ucapatan tetangganya. Namun demikian, adapula yang menanggapinya dengan positif.
Santo mengaku semua kegiatan kampanye dirinya tidak mengeluarkan biaya sepersen pun. Dana yang dikeluarkan berasal dari bantuan dari teman-temannya yang kagum dengan keberanian dirinya mencalonkan diri menjadi caleg. Dia berpegangan ada pribahasa yang mengatakan gajah berjalan silahkan seperti gajah dan semut berjalan layaknya seekor semut.
"Saya tidak silau dan minder dengan para caleg yang berkampanye dengan mewah. saya masih tetap akan berjalan seperti biasa layaknya seorang servis payung," katanya. (SM)