Dua hari setelah Idhul Fitri 1431 H, suasana Ramadhan masih terasa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (12/9). Sebagian besar warga melanjutkan puasa Ramadhan dengan puasa sunnah Syawal. Puasa Sunnah Syawal ini dilaksanakan selama enam hari sejak tanggal 2 Syawal.
"Puasa sunat setelah puasa wajib di bulan Ramadhan dilakukan selama seminggu baik oleh orang tua maupun kaum remaja," kata tokoh agama di Kota Mataram, Ustadz H Muhtar di Mataram, Ahad (12/9). Menurut Imam Masjid Raya-Attaqwa Mataram, siapa saja yang melanjutkan puasa Ramadhan dengan puasa sunat selama enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia berpuasa selama setahun.
/> Di Mataram, pelaksanaan puasa sunat di bulan Syawal rasanya hampir sama dengan di bulan Ramadhan, karena di sejumlah masjid melalui pengeras suara masyarakat diajak bangun untuk makan sahur.
Bahkah pengelola masjid Kebon Bawak Barat, Kelurahan Pejeruk Kota Mataram memberitahukan kepada masyarakat hitung mundur waktu imsyak sejak satu jam sebelumnya, 30 menit, 15 menit, lima menit, tiga menit hingga tinggal satu menit.
Puasa enam hari setelah puasa Ramadhan diakhiri dengan Lebaran Topat atau Lebaran Ketupat dan pada saat lebaran Topat masyarakat tua, muda, remaja, dan anak-anak keluar rumah untuk pergi rekreasi.
Di hari Lebaran Topat masyarakat sehari suntuk tidak makan nasi, tetapi makan ketupat dengan berbagai macam lauk pauk tradisional lombok seperti pelalah atau gading yang dicincang, telor opor, serebuk atau urap dan lainnya.
Biasanya lebaran Topat dipusatkan di kawasan wisata internasional pantai Senggigi, Lombok Barat, sekaligus dapat melakukan ziarah di makam batulayar sebuah makam yang dikeramatkan. Demikian seperti dilansir situs inilah.com.
Pada hari itu, ratusan ribu masyarakat membanjiri pantai Senggigi setelah terlebih dahulu ziarah di makam Batulayar. Di Makam Batulayar mereka berdoa dengan berbagai tujuan yakni untuk keselamatan dunia dan akhirat, membayar nazar bahkan tidak sedikit yang berdoa untuk mendapatkan jodoh. (min)