Daerah

5 Aspek Mesti Dicapai Pendidikan Madrasah

Sen, 15 Juni 2015 | 16:00 WIB

Nganjuk, NU Online
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) desa Ngudikan  kecamatan Wilangan kabupaten  Nganjuk,  Jawa Timur menyelenggarakan Haflah Akhirussanah atau wisuda siswa dan siswi kelas VI di halaman  madrasah Ahad (14/6).
<>
Pembacaan ayat al-Qur'an dan lagu Indonesia Raya, acara tahunan tersebut dimeriahkan berbagai penampilan para siswa, di antaranya Tari Mung dhe yang manjadi tarian khas Nganjuk.

Selain tari, pada kesempatan itu juga dihadirkan penampilan drama dan pantonim persembahan dari  siswa siswi  .

Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 300 hadirin yang terdiri Kepala Kemenag kabupaten Ngajuk KH Barozi, beberapa kepala sekolah sekitar, para wali murid, alumni, dan tokoh masyarakat Ngudikan. Mereka memadati lokasi acara di madrasah yang berada di tengah kecamatan Wilangan itu.

Dalam sambutannya Kepala Kementerian Agama kabupaten nganjuk KH Barozi mengatakan untuk mengembangkan madrasah supaya mampu bersaing dengan sekolah lain. untuk itu, madrasah harus menggarap 5 aspek prestasi yang harus dicapai karena pendidikan hari ini akan kita nikmati 45 tahun lagi.

“Jadi nasib negeri kita masa depan ditentukan system pendidikan saat ini,” tutur Ketua MWC NU kecamatan Baron ini.

Pertama, kata dia, aspek yang harus dicapai yaitu ahlaq mulia. Madrasah harus membangun ahklaq di samping ilmu pengetahuan.

Kedua, aspek keagamaan yakni madrasah harus mampu menjadikan atau mempunyai lulusannya  mahir dalam keagamaan seperti baca al-Qur'an, shalat, azan, dan lain-lain.  

Ketiga, aspek sains dan teknilogi. Artinya mampu dalam ilmu umum, menguasai teknologi sehingga lulusan madrasah tidak gagap teknologi.

Keempat, bahasa dan budaya, yakni madrasah mengembangkan bahasa, baik itu bahasa Arab,  Inggris atau bahasa negara-negara lain. Hal itu merupakan keterampilan yang berguna di kemudian hari.

Kelima, aspek seni dan olahraga, yakni siswa tangkas, kereatif mengembangkan keterampilannya, serta sehat jasmani dan rohani. (Atik Fatmawati/Abdullah Alawi)