Daerah

Ada Tradisi Takbir Keliling Berusia Puluhan Tahun di Pesantren Tremas

Rab, 22 Agustus 2018 | 04:00 WIB

Ada Tradisi Takbir Keliling Berusia Puluhan Tahun di Pesantren Tremas

Salah satu peserta lomba takbir keliling.

Pacitan, NU Online
Pemerintah Indonesia menetapkan 10 Dzulhijjah atau hari Raya Idul Adha Rabu, 22 Agustus 2018. Penetapan hari raya qurban disambut suka cita kaum Muslimin di seluruh penjuru daerah.

Di Pacitan Jawa Timur, ribuan santri dan masyarakat memeriahkan malam hari raya dengan mengikuti lomba takbir keliling yang digelar panitia hari besar islam (PHBI) Pesantren Tremas Pacitan, Selasa (21/8) malam.

Pengasuh pesantren Tremas KH Fuad Habib Dimyathi secara resmi memberangkatkan rombongan lomba takbir keliling dari halaman masjid pesantren menuju kota Kecamatan Arjosari. 

Dari halaman Masjid Pesantren Tremas, rombongan lomba menempuh jarak sejauh 4 km melewati Kecamatan Arjosari menuju pertigaan jembatan Semo-Pagutan, dan berakhir kembali di Pesantren Tremas. Lomba takbir keliling berakhir pada pukul 23.00.

Lomba takbir keliling yang telah berlangsung sejak puluhan tahun ini, selain merupakan agenda rutin Pesantren Tremas, juga dalam rangka mensyiarkan agama Islam kepada masyarakat luas.

"Misi kami yang pertama jelas untuk menguatkan syiar Islam, khususnya di Pacitan  ini. Selanjutnya dalam rangka menjaga dan melanjutkan tradisi tahun-tahun sebelumnya dengan menghadirkan lomba takbir keliling," jelas Jahrudin,  salah seorang  pengurus  Pesantren Tremas kepada NU Online.

Lomba takbir keliling ini juga menjadi salah satu destinasi wisata religi yang populer di Pacitan. Hal tersebut dibuktikan dengan kehadiran ribuan massa dari sekitar Pacitan yang tumpah ruah di sepanjang jalan untuk menyaksikan lomba. Kebanyakan dari mereka juga tampak mengabadikan kemeriahan lomba dengan menggunakan kamera telepon pintarnya.

"Seingat saya, lomba takbir keliling ini sudah ada sejak tahun 1980an. Jadi ini lomba takbir keliling memang yang paling tua di Pacitan," jelas Sujak Basuni, salah seorang warga Desa Tremas.

Sambil terus melafalkan kalimah takbir, tahmid, dan tahlil, peserta lomba juga mengusung aneka kreasi bertema religi seperti miniatur masjid, Al-Qur’an, hewan kurban, dan kreasi unik seperti mobil hias, miniatur kapal laut, rumah adat dan lain-lain. Keberadaan aneka lampu hias lampion semakin menambah cantik penampilan.

Dari pantauan media ini di lokasi, satuan keamanan Pesantren Tremas dibantu puluhan anggota Banser NU, personel kepolisian Polsek Arjosari, satuan polisi lalu lintas (Satlantas) Polres Pacitan, dan Koramil Arjosari tampak siaga di sepanjang jalur yang dilalui peserta lomba. Pihak keamanan melakukan sistem buka tutup kendaraan pada jalur dari arah Pacitan menuju Ponorogo dan sebaliknya. (Zaenal Faizin/Ibnu Nawawi)