Daerah

Akhlak Rasulullah Harusnya Jadi Referensi Umat

Sel, 1 Mei 2018 | 05:00 WIB

Akhlak Rasulullah Harusnya Jadi Referensi Umat

Ning Aisyah Ajhury

Jember, NU Online
Profil Nabi Muhammad SAW sebagai sosok pemaaf seharusnya menjadi referensi bagi umat Islam dalam menjalani pergaulan sehari-hari. Suka memaafkan orang lain adalah bagian dari akhlak yang cukup tinggi nilainya. 

Demikian diungkapkan Ning Aisyah Ajhury saat memberikan tausiyah dalam Haflatul Imtihan di Madrasah Diniah Nurul Hikmah, Desa Sumberbulus, Kecamatan Tanggul, Jember Jawa Timur, Ahad (29/4) malam.

Menurutnya, salah satu keistiwewaan akhlak Nabi Muhammad adalah terletak pada jiwa pemaafnya yang luar  biasa. Dan di antara  sebab Allah begitu memuliakan dan mencintai beliau karena akhlaknya yang paling istimewa dibanding  nabi lainnya. 

Misalnya, Nabi Nuh yang berdakwah sekitar 900 tahun lamanya, namun hanya memiliki pengikut kurang lebih 80 orang. Selebihnya adalah golongan orang kafir yang menolak dakwah Nabi Nuh hingga Sang Nabi memintakan adzab kepada Allah untuk mereka.

“Tapi Nabi Muhammad tidak membalas ummatnya saat dilempar batu di Thaif sampai darahnya mengucur dari pelipisnya. Ketika  Jibril menawarkan pembalasan  untuk  mereka, beliau menjawab dengan doa  ‘Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak tahu’ dan doa tersebut dikabulkan Allah,” urainya. 

Pengasuh Pondok Pesantren Fatihul Ulum, Desa Klatakan, Kecamatan Tanggul, Jember itu menambahkan bahwa keistimewaan Nabi Muhamamd di hadapan Allah juga terlihat dari dialog yang terjadi saat beliau menghadap Allah dalam peristiwa Mi’raj. 

Jika Allah memanggil nabi lain dengan menyebut namanya, misalnya Nabi Ibrahim, Nabi Isa dan Nabi Adam. Tapi terhadap Nabi Muhammad, Allah memanggilnya dengan sebutan ya ayyuhan nabi

“Dialog tersebut akhirnya ‘dibakukan’ dalam bacaan tahiyat akhir di setiap shalat,” jelasnya. 

Pemulyaan Allah terhadap Nabi Muhammad juga tampak dalam perintah bershalawat kepada beliau. Jika Allah memerintah umat Islam untuk shalat, puasa dan sebagainya, itu hanya berlaku bagi umat. Allah sendiri tidak melakukan perintah itu. 

“Tapi khusus untuk shalawat, selain menyuruh hamba-Nya untuk bershalawat, Allah sendiri dan malaikatnya juga bershalawat untuk Nabi. Kenapa?  salah satu sebabnya karena Nabi Muhammad akhlaknya luar biasa,” ungkapanya. (Aryudi Abdul Razaq/Muiz