Daerah

Aktivis NU Demak Prihatinkan Surutnya Ajaran Sunan Kalijaga

NU Online  ·  Kamis, 26 Desember 2013 | 04:02 WIB

Demak, NU Online
Para aktivis Nahdlatul Ulama Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengaku prihatin dengan mulai memudarnya ajaran Sunan Kalijaga di lingkungan mereka. Keprihatinan ini terungkap dalam acara bedah buku Pesantren Studies di aula Pondok Pesantren Rohmatullah Demak, Jawa Tengah, Rabu (25/12).
<>
Diskusi ini terselenggara atas kerja sama antara Kadilangu Institut, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Demak, dan Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Demak.

“Acara ini menjadi titik balik pemuda NU untuk bangkit dan melestarikan ajaran dan gerakan walisongo,” ungkap Nurul Muttaqin, sekretaris PC ISNU Demak.

Selain penulis buku Pesantren Studies, Ahmad Baso, hadir pula Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum KH Thoifuri dan Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang Dr Noor Ahmad sebagai pembanding.

Baso mengatakan, setidaknya terdapat dua ijtihad besar yang disumbangkan Sunan Kalijaga. Pertama, mengarahkan masyarakat Jawa mencintai Rasul dengan gamelan.  Ijtihad tentang maulid dilakukan melalui modifikasi kidung dalam pewayangan menjadi kidung tentang Nabi. Gerakan ini mirip dengan yang dilakukan Habib Syekh sekarang.

“Menulis karya atau cerita tentang Jaka Karebet, Jaka Bodo dan pakem wayang yang dipanggungkan dan dipertunjukkan ke kampung-kampung,” tambah Baso. Ini menjadi bagian ijtihad yang kedua. Pewayangan oleh Sunan Kalijaga digelar secara gratis dan untuk mengikutinya disyaratkan hanya dengan membaca syahadat.

Noor Ahmad pada kesempatan itu menceritakan perihal kunjungannya di Thailand Selatan. Kunjungan itu mengisahkan bahwa, terdapat makam ulama yang bernama Syekh Besasi. Ulama ini kira-kira hidup sezaman dengan Wali Songo di Jawa pada masa itu. Makam ini tidak banyak dikunjungi oleh peziarah.

Ahmad juga mengungkapkan kelebihan Wali Songo di Nusantara yang meski telah wafat tapi pengaruhnya masih terasa hingga searang. Para wali secara tidak langsung telah memberi manfaat terhadap pergerakan ekonomi masyarakat, hususnya di sekitar makam. (Mukhamad Zulfa/Mahbib)