Daerah

Alumni Krapyak Diminta Perkuat Ide, Jaringan dan Kepercayaan

Sen, 27 Juni 2022 | 16:00 WIB

Alumni Krapyak Diminta Perkuat Ide, Jaringan dan Kepercayaan

Alumni Krapyak Diminta Perkuat Ide, Jaringan dan Kepercayaan. (Foto: NU Online/Suhendra)

Jakarta, NU Online
Ketua Alumni Krapyak (Akrap) Pusat KH Mashuri menghadiri acara pembukaan Musyawarah Besar (Mubes) I dan Launching Organisasi Alumni Krapyak Se-Jabodetabek dan Banten yang digelar di Duren Sawit, Jakarta Timur, Ahad (26/06) Siang.

 

Di kesempatan itu, KH Mashuri menyampaikan bahwa organisasi Alumni Krapyak ini bisa maju ditentukan dengan tiga hal, yakni ide atau gagasan besar, jaringan (networking) dan kepercayaan (trust).

 

“Hari ini ide itu sangat mahal. Orang berangkat dari ide besar. Kalau dulu kita ingin mengetahui sesuatu perlu mendatangkan ahli. Bahkan, ketika pengetahuan agama yang ingin kita ketahui, kita datang mengaji, kita mendatangi kiai,” terang Kiai Mashuri yang juga Wakil Ketua PWNU DI Yogyakarta.

 

Ia melanjutkan, keberadaan ide dan gagasan inovatif justru lahir dari orang atau kelompok yang bukan dari kalangan pesantren, seperti adanya google. Dengan google semua orang dapat mengetahui mengakses segalanya, hanya dengan membuka smartphone.

 

“Dengan googling tidak hanya persoalan-persoalan pengetahuan umum, bahkan ingin mengetahui nadham alfiah saja tinggal googling, tentang fiqh ada. Artinya berawal dari gagasan dan ide besar itulah yang akan laku dan akan menjual organisasi itu akan menjadi diketahui orang banyak dan orang akan mengikuti kita,” terang Kiai Mashuri.

 

Menurut Kiai Mashuri, aspek kedua yang menentukan sebuah organisasi adalah jaringan atau networking. Sehebat apapun organisasi apapun ketika tidak memiliki jaringan yang kuat dan berkesinambungan, pada titik tertentu mengalami masa surut.

 

“Anda tahu konsep dagang hari ini konsep ekonomi, bagaimana konsep multi level marketing? Itu kan, intinya membentuk jejaring. Bagaimana orang menarik pada kepentingan-kepentingan tertentu juga atas jejaring yang terbangun. Membangun jejaring ini, mestinya tidak boleh berhenti dan tidak boleh putus asa. Apapun yang terjadi ayo kita tetap jalan, artinya tetap membangun komunikasi,” tegasnya.

 

Ketiga, lanjutnya, penentu organisasi adalah nilai trust (kepercayaan). Beberapa perusahaan besar tiba-tiba ambruk karena nilai kepercayaan itu hilang. Ada juga beberapa organisasi menjadi tidak populis, karena tingkat kepercayaannya sudah tidak kuat. Bahkan, secara individu ketika seseorang sudah tidak dipercaya oleh orang di sekitarnya, maka geraknya menjadi terhambat.

 

“Jakarta itu apa saja ada, tinggal ide yang harus digali terus. Jakarta itu sangat memungkinkan untuk merealisasikan ide karena ada semuanya di Jakarta. Ketika (alumni di) jakarta punya kepercayaan kuat, maka di luar jakarta orang di luar jakarta orang akan memberikan kepercayaan yang kuat kepada kita,” tegasnya.

 

Menata hati dan niat
Dalam kesempatan itu, Nyai Athiyyah Laila Atabik Ali selaku perwakilan dari ahlain Krapyak turut hadir dan menyampaikan bahwa dalam membangun organisasi alumni perlu untuk menata dan memperbaiki hati dan niat.

 

“Pesan Bapak, noto ati lan niat. Jadi, niatnya harus ditata,” pesan Nyai Tia dalam sambutannya.

 

Ia juga menyebut sanad Krapyak itu luas, bersumber dari KH Muhammad Munawwir (Mbah Munawwir). Jadi, potensi Krapyak ini sangat luas sekali. Makanya, gerakan santri harus berbasis keummatan, jangan terjebak pada teritorial.

 

Mubes I dan Launching Organisasi ini melahirkan nama ikatan alumni krapyak yang disepakati adalah Silaturrahmi Santri Ma'had Krapyak (Sanad Krapyak) dengan ketua terpilih Muhammad Khoiry. Acara dihadiri alumni Krapyak lintas generasi se-Jabodetabek dan Banten.


Kontributor: Suhendra
Editor: Aiz Luthfi