Daerah

Alumni Sukorejo Tasyakuran atas Gelar Pahlawan Nasional Kiai As’ad

NU Online  ·  Senin, 14 November 2016 | 07:33 WIB

Banyuwangi, NU Online
Ikatan Santri Salafiyah Syafi'iyah (IKSASS) Banyuwangi menggelar tasyakuran atas gelar Pahlawan Nasional yang dianugerahkan Pemerintah Republik Indonesia kepada KH As'ad Syamsul Arifin. 

Tasyakuran dilaksanakan di masjid Baiturrohim Rogojampi, Banyuwangi Jumat (11/11) dihadiri para alumni santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur dan jamaah rutin masjid tersebut.

Salah seorang alumni, H. Ikrom Hasan, menyampaikan, sebagai alumni patut bersyukur atas terakuinya Kiai As’ad sebagai pahlawan.

"Sebenarnya sudah sejak dulu prosedur persyaratan supaya Kiai As'ad Syamsul Arifin untuk mendapatkan gelar pahlawan. Berangkat dari pengakuan Kiai Ahmad Shiddiq Jember dalam  pidatonya. Beliau mengakui betapa luar biasanya perjuangan dalam mengawal dan merebut kemerdekaan NKRI dan menggerakkan roda organisasi Nahdlatul Ulama. Maka seharusnya kiai kita mendapatkan gelar pahlawan secara resmi," jelasnya.

Namun, karena almarhum Kiai Fawaid, salah seorang putranya, tidak berkenan, gelar kepahlawanan untuk ayahandanya mengalami kemacetan. Kiai Fawaid berpandangan seorang ulama tidak memerlukan gelar-gelar seperti itu. Cukup di hadapan Allah SWT yang mengetahui derajat keluhuran Kiai As'ad Syamsul Arifin.

"Semenjak meninggalnya Kiai Fawaid, prosedur kepengurusan gelar pahlawan diajukan kembali karena tuntutan sejarah perjuangan beliau semasa hidup menarik untuk diperjuangkan kembali. Dan Alhamdulillah saat ini gelar pahlawan dapat diakui negara. Oleh karenanya kita sebagai alumni patut bersyukur, salah satunya dengan kita kumpulkan seluruh alumni di masjid ini untuk tasyakuran," pungkasnya.

Guntur Al-Badri, salah satu panitia dan juga alumni juga menyampaikan beberapa harapan kepada seluruh alumni dan seluruh jamaah yang hadir.

"Kita sebagai alumni, patut bersyukur dengan pengakuan negara sebagai pahlawan kepada guru kita. Tak luput dengan itu, harapan kita sebagai alumni bisa meneladani perjuangan dalam komitmen berbangsa dan bernegara serta komitmen dalam berorganisasi di Nahdlatul Ulama. (M. Sholeh Kurniawan/Abdullah Alawi)