Semarang, NU Online
Sebagai badan otonom di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), Ansor Banser harus semakin memiliki mental yang kuat. Menjadi anggota Ansor Banser jangan takut difitnah, tetapi harus tetap istiqamah dalam menjaga para kiai dan merawat NKRI.
Hal tersebut disampaikan oleh penceramah Hj Lathifah Sulastri yang berkesempatan hadir syukuran Harlah Ansor ke-85, mujahadah dan kirim doa arwah jamak di Mushala Alqodar, Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Sabtu (4/5).
Setidaknya 500 an orang mengikuti kegiatan tersebut. Mereka terdiri dari pengurus dan anggota Ansor Banser serta Nahdliyin di Kecamatan Gajahmungkur dan sekitarnya. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Penasihat Ansor Kota Semarang, Slamet Widodo; Mantan Kasatkorcab Banser Kota Semarang, Suhermanto.
Giat harlah ini juga disemarakkan dengan penampilan group rebana Barkatus Sholawat yang dimotori oleh para pemuda Nahdlotul Ulama kecamatan Gajah Mungkur.
Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa oraganisasi kepemudaan (OKP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor-Banser sangat getol dalam ikut serta menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tak hanya itu, kesetiaan Ansor-Banser kepada negara juga tidak perlu diragukan lagi.
"Ansor-Banser akan selalu komitmen ikut serta menjaga kedaulatan NKRI," ucap Ketua PAC Ansor Kecamatan Gajahmungkur, Gus Maksum pada kesempatan tersebut.
Gus Maksum menjelaskan, kegiatan Harlah Ansor ke 85 itu memiliki beberapa tujuan. Di antaranya, silaturahmi antar pengurus Ansor-Banser di Kecamatan Gajahmungkur, memberikan manfaat nyata kepada masyarakat, serta menyambut bulan suci Ramadan 1440 Hijriah.
"Antusiasme warga luar biasa. Ini menunjukkan kalau Ansor-Banser diterima baik oleh kalangan masyarakat," urainya.
Kemudian, meneguhkan komitmen dan soliditas sahabat-sahabat Ansor-Banser Kecamatan Gajahmungkur kepada NKRI, serta menghalau kelompok yang merong-rong ingin memecah belah kebhinekaan Indonesia.
"Kami mengajak para pemuda untuk ikut berjuang di GP Ansor. Hanya berkah dari para kiai, ulama dan habaib yang diharapkan dalam mengawal NKRI," terangnya.
Dijelaskan, agenda tersebut merupakan pertama kali digelar sejak Konferancab Ansor dilaksanakan. Menurutnya, berorganisasi Ansor-Banser tidak di bayar, namun karena kecintaan kepada ulama dan negara.
"Barangsiapa mencintai sesuatu, maka Ia akan dikumpulkan dengan yang dicintai. Bagi kami diakui menjadi santri KH Hasyim Asy'ari yang sanad ilmunya sampai Nabi Muhammad Saw sudah cukup," imbuhnya.
Ansor Sudah Teruji
Ketua GP Ansor Kota Semarang, Rahul Saiful Bahri mengatakan, Ansor sudah teruji selama 85 tahun. Menurutnya, sampai kapan pun Ansor-Banser akan tetap menjadi bagian dari NKRI .
"Ansor-Banser paling getol ikut serta menjaga NKRI dari ancaman gerakan gerakan radikal," katanya.
Sementara itu, Katib Syuriyah MWC NU Kecamatan Gajahmungkur, Imam Syafi'i berpesan kepada seluruh warga NU untuk tidak malu mengakui sebagai NU.
"Amaliah yang kita lakukan itu amaliah Nahdliyyah. Jangan takut untuk mengakui diri sendiri sebagai NU. Kalau amaliyahnya NU, maka harus berani berkata saya NU," ujarnya. (Red: Kendi Setiawan)