Daerah

Ansor Jatinangor Siap Meng-counter Gerakan Radikalisme dan Anti-Pancasila

NU Online  ·  Jumat, 1 Desember 2017 | 14:00 WIB

Bandung, NU Online
Ketua GP Ansor Kecamatan Jatinangor Nanang Wahyu meminta, perguruan tinggi yang ada di Jatinangor tidak hanya mengajarkan ilmu akademik saja, melainkan harus mampu juga menekan beredarnya paham radikalisme di kalangan generasi muda.

"Selain itu mahasiswa harus mampu bersaing tidak hanya dari segi akademik maupun adaptasi terhadap globalisasi, tetapi harus mampu juga mempertahankan nilai luhur agama dan budaya bangsa untuk membantu mewujudkan ketahanan nasional," katanya, Kamis (30/11). 

Sementara itu Sekretaris GP Ansor Jatinangor, mengatakan GP Ansor dituntut mampu beradaptasi dengan perubahan dan trend tanpa kehilangan jati dirinya sebagai GP Ansor dan Nahdlatul Ulama.

"Sebagaimana faedah almuhafadotu alal qodimis shalih wal ahdu bil jadidil wal aslah atau mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik,” ungkapnyadi sela-sela persiapan pembentukan ranting-ranting Desa Cileles dan Desa Mekargalih.

GP Ansor Jatinangor yang beberapa bulan baru saja dilantik mempunyai tugas berat yang harus dijunjung dalam menjalankan roda-roda organisasi.

"Harus mampu merancang strategi gerakan kedepan untuk senantiasa bahu membahu, jinjing menjingjing, pikul memikul setiap tanggung jawab dan menjadi  barisan terdepan  dalam meng-counter gerakan radikalisme. Sudah seharusnya Ansor sebagai organisasi kepemudaan, kemasyarakatan dan keislaman mampu mendayung di tengah rotasi zaman yang serba kompleks dan berubah secara terus menerus," papar Dudi.

Ketua Kaderisasi Ansor Jatinangor Agus Taufik Habibi mengatakan dalam upaya percepatan menangkal gerakan radikalisme Ansor Jatinangor  telah mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Dasar yang diadakan pada tanggal 10-12 November 2017 di Pondok Pesantren al-Falah. (Red: Kendi Setiawan)

Kaderisasi berlanjut dengan pembentukan ranting 12 desa yang direncakan selama 2 bulan kedepan.