Daerah

Ansor Jombang: Revolusi industri 4.0, Belum Diimbangi SDM yang Memadai

NU Online  ·  Rabu, 13 Februari 2019 | 01:00 WIB

Ansor Jombang: Revolusi industri 4.0, Belum Diimbangi SDM yang Memadai

Ketua PC GP Ansor Jombang, H Zulfikar Dawam Ikhwanto

Jombang, NU Online
Revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan cepatnya perkembangan teknologi menuntut seseorang untuk bisa mengimbangi perkembangan tersebut. Kondisi revolusi industri 4.0 itu berdampak pada suatu pekerjaan lebih dilakukan oleh teknologi dan semua elemen masyarakat dengan sendirinya didorong untuk memiliki andil di tengah perkembangan teknologi.

Demikian ini disampaikan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang, Jawa Timur H Zulfikar Damam Ikhwanto kepada NU Online, di Jombang Selasa (12/2).  

"Revolusi industri 4.0, teknologi perkembang begitu cepatnya, sementara kapasitas manusianya, kulturnya, pandangan hidupnya, dan mindsetnya masih tertinggal jauh. Apalagi sumber daya manusia (SDM) hingga saat ini dinilai belum bisa mengimbangi cepatnya perkembangan teknologi itu dengan baik," ujarnya. 

Dikatakan, berbagai kalangan hingga kini di samping belum bisa dikatakan mayoritas melek teknologi, juga sebagian yang sudah melek teknologi justru menyalahgunakannya. Misalnya tak bisa memanfaatkan media sosial dengan baik, mereka justru menyebar berita bohong atau hoaks, ujaran kebencian dan semacamnya.

Kondisi demikian menurut pandangannya bisa dinilai masih terjadi jarak yang cukup jauh antara perkembangan yang ada dengan kemampuan yang dimiliki seseorang. Hal ini tentu tidak seimbang dan berdampak pincang di tengah kehidupan masyarakat.

"Jadi saat ini masih terjadi disparitas," tutur pria yang kerap disapa Gus Antok ini.

Untuk itu, khususnya kalangan muda Nahdlatul Ulama (NU) sudah seharusnya menyadarkan masyarakat yang masih apatis terhadap perkembangan teknologi ini. Di samping itu anak muda juga harus mulai melakukan pendampingan-pendampingan melalui pelatihan, workshop, dan forum-forum serupa.

"Maka menjadi penting anak muda yang ada di NU dan Banomnya harus dilatih dengan baik terkait bagaimana menggunakan teknologi, Medsos untuk hal-hal yang berfaedah," ucapnya.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jombang ini mengemukakan, ada beberapa cara untuk bisa memanfaatkan teknologi juga media sosial dengan baik dan benar. Beberapa di antaranya adalah edukasi literasi teknologi, edukasi literasi kata, dan edukasi literatrasi data. Semua ini penting untuk mulai bisa mengejar perkembangan teknologi dan media sosial sebagai salah satu produk perkembangan teknologi itu sendiri.

"Berita fitnah saat ini luar biasa, anak muda harus membiasakan dengan edukasi literatrasi kata, literatrasi data supaya tahu mana yang hoaks dan yang bukan. Kemudian juga literasi teknologinya, menjadi hal yang niscaya, tidak mungkin kita hidup dengan mengisolir dari perkembangan teknologi ini," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Muiz)