Daerah

Asrama Al-Ghozali Tambakberas Bekali Santrinya Amalan Aswaja

Jum, 21 September 2018 | 14:00 WIB

Asrama Al-Ghozali Tambakberas Bekali Santrinya Amalan Aswaja

Rutinan pembacaan ratibul hadad di asrama Al-Ghozali Tambakberas

Jombang, NU Online
Tak ingin para santrinya terpengaruh pada pemahaman dan ideologi yang dinilai membahayakan, Pesantren Bahrul Ulum Asrama Al-Ghozali Tambakberas, Jombang rutinkan gelar Ratib Al-Haddad setiap malam Jumat Pon, Kamis (20/9).

Kegiatan ini diikuti puluhan santri putera dan bertempat di pelataran asrama Al-Ghozali. Selain pembacaan Ratib Al-Haddad juga ada ceramah ringan untuk para santri.

"Alhamdulillah para santri masih sangat antusias dengan pembacaan Ratib Al-Haddad ini. Kegiatan ini dilakukan setiap lima minggu sekali yaitu Jumat Pon dalam hitungan kelender Jawa," kata Ketua Asrama Al-Ghozali, Muhammad Choirurojikin.

Pria yang akrab disapa Oji ini menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya asramanya dalam memperkuat nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah. Hal ini sesuai dengan ideologi asramanya yang berwawasan luas, modern dan toleran.

"Setiap malam Jumat disini ada acara rutinan, seperti ziarah kubur, khitabah, khataman Al-Qur'an, yasinan dan tahlil serta beberapa kegiatan lainnya," jelas Oji.

Oji menjelaskan, amalan ala Aswaja ini diharapkan bisa melahirkan generasi muslim yang berilmu, bertaqwa, berakhlakul karimah dan paham Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah. "Kalau di pesantren sudah dibiasakan dengan kegiatan amaliah Aswaja maka ketika pulang tidak bingung lagi saat disuruh mimpin," beber Oji.

Santri asal Kabupaten Mojokerto ini mengatakan, asrama Al-Ghozali secara khusus punya program mencetak ulama yang faqihan wa sufian. Atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan seorang ulama yang ahli fikih dan tasawuf.

Dalam rangka menuju kesana, Al-Ghozali mengajarkan para santri dengan kitab kuning klasik. Seperti dalam ilmu fikih diajarkan Kitab Fathul Qorib dan Fathul Wahab. Dalam ilmu tasawuf memakai Kitab Kifayatul Adzkiya' dan Al-Hikam. Sedangkan untuk ilmu nahwu memakai Kitab Al-Fiyah Ibnu Malik dan Al-Imriti. Serta Kitab Ghoyatul Ushul untuk materi Ushul Fikih dan Fathul Majid untuk ilmu tauhid.

"Semua materi yang kita ajarkan bersumber dari para ulama Aswaja dan diajarkan oleh guru yang punya sanad sampai ke Rasullah SAW. Jadi wali santri tak perlu khawatir anaknya tersesat di sini," tandas Oji. (Syarif Abdurrahman/Muiz)