Daerah

Banyak Orang Gagal Paham Sunnah Taqririyyah Nabi

Ahad, 18 Desember 2016 | 16:02 WIB

Semarang, NU Online
Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU dan IPPNU Kecamatan Sumowono menggelar acara peringatan Maulid Nabi Muhammad saw bertajuk "Sumowono Bershalawat," pada Sabtu (17/12) malam.

Hadir sebagai penceramah dan pengisi acara, Ustadz Nurul Huda beserta grup rebana binaannya: Shoutul Mahbub, dari Peleburan, Semarang.

Dalam ceramahnya, ustadz muda ini menjelaskan, bahwa sunnah itu adalah apa-apa yang disandarkan kepada Nabi, baik berupa perkataan (qauliyyah), perbuatan (fi'liyyah) dan ketetapan (taqririyyah). 

"Kadang, banyak yang gagal paham dengan yang terakhir: taqririyyah. Sunnah taqririyyah itu adalah apa-apa yang tidak dilakukan Nabi, tetapi Nabi tidak melarangnya, seperti puji-pujian yang dilakukan sahabat kepada Nabi," terangnya.

Ia berharap, dengan washilah shalawatan ini, Allah memberikan keberkahan kepada penduduk desa khususnya dan kaum muslimin pada umumnya.

Selain Ustadz Huda, hadir juga memberi ceramah, pengurus MWC NU Sumowono Kiai Mudzakir. Ia mengajak kaum muslimin untuk tidak meninggalkan tiang agama: shalat serta meminta untuk berjamaah di masjid.

"Tidak hanya pasar yang tiban (dadakan), shalat jamaah pun sekarang ada yang tiban, yaitu di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha," sindirnya, diikuti gelaktawa hadirin.

Lebih lanjut, Kiai Mudzakkir menjelaskan bahwa setiap hari, pekan, bulan dan tahun Allah SWT selalu mengadakan lomba.

"Saya tanya: kira-kira, kalau bapak ibu dipanggil pak bupati, pak guberbur atau pak presiden esok hari langsung berangkat enggak?"

"Berangkat....!!!" jawab hadirin serempak.

"Tapi kalau yang memanggil adalah yang menciptakan bupati, gubernur dan presiden, yaitu azan di masjid, cepat-cepat betangkat enggak?"

"Ggggrrrr.....," hadirin jadi riuh.

Acara ini dihadiri ribuan orang. Beberapa tokoh dari Muspika kecamatan Sumowono hadir. Juga NU beserta banom-banomnya, larut dalam dakwah dan nada. (Ahmad Naufa Khoirul Faizun/Abdullah Alawi)