Daerah

Banyuwangi Selenggarakan Festival Hadrah Pelajar

NU Online  ·  Ahad, 27 Mei 2018 | 04:00 WIB

Banyuwangi, NU Online
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur kembali menggelar Festival Hadrah Pelajar 2018. Para peserta adalah utusan sejumlah madrasah dan sekolah tingkat menengah pertama dan atas se-Jawa dan Bali. 

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa festival ini  merupakan salah satu cara untuk terus menumbuhkan semangat anak muda dalam berkarya, dan mengembangkan bakat musik islami, termasuk hadrah. 

“Kesenian hadrah merupakan salah satu kesenian khas islami yang selalu mendapat tempat di hati umat Islam,” katanya pada pembukkan festival, Sabtu (26/5) sebagaimana dilansir Tribunnews

Dengan cirinya yang menghentak, rancak, dan variatif membuat kesenian hadrah menjadi alternatif baru bagi anak muda dalam bermain musik. “Hingga kini hadrah yang berasal dari kota Banjar mulai banyak diminati pelajar dan bahkan menjadi ekstra kurikuler di sekolah, pondok pesantren maupun sejumlah perguruan tinggi,” kata Anas

Selain itu, kata Anas, ajang ini juga bisa sebagai sarana konsolidasi dan silahturahim antar pelajar. 

“Dengan ajang ini mereka bisa mengukur kemampuannya yang tidak hanya jago di lingkungan sendiri, tapi bisa beradu dan bersanding dengan pelajar lain untuk bertukar pengalaman memainkan musik religi,” ujarnya.  

Festival ini digelar selama dua hari yakni sejak Sabtu hingga Ahad (26-27/5) di lingkungan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi.    

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono menambahkan, pada festival ini ada 131 grup tingkat SMP hingga SMA/MA  dari Jawa dan Bali. Setelah melalui tahap seleksi, tinggal 50 grup terbaik yang bisa tampil di ajang tersebut.
Saat lomba, setiap grup yang terdiri dari 10 pelajar membawakan dua lagu, yang pertama shalawat dengan iringan musik albanjari (hadrah dan bass). Sedangkan lagu kedua, bebas yang digabungkan dengan musik non elektrik (perkusi). Seperti, keplak, marawis, calte, dumbuk, jimbe, bas, tamborin dan tamtam.

“Mereka ini akan tampil kurang lebih 12 menit di atas panggung,” katanya. Mereka yang tampil membawa suporter, sambil menunggu bisa ngaji atau ibadah lainnya di masjid lingkungan Pemkab, lanjutnya.

Para peserta festival memang berasal dari pesantren dan sekolah di berbagai kota. Ada Madrasah Aliyah (MA) Muniroh, Blora Jawa Tengah, SMKN I Cengkareng DKI Jakarta, SMA Excellent Al Yasin, Pasuruan, SMKN I Rembang dan MA Salafiyah Buleleng, Bali. (Red: Ibnu Nawawi)