Daerah BULAN BUDAYA NU

Bedug Masjid Tegalsari Solo

Sen, 25 Maret 2013 | 03:31 WIB

Solo, NU Online
Masjid Tegalsari Solo, yang terletak di Jl Dr Wahidin Solo, mempunyai bedug yang besar bahkan dikatakan terbesar kedua se-Jawa Tengah setelah bedug di Purworejo. Selain besarnya, bentuknyapun terbagus.<>

Ini dapat dilihat dari bentuknya yang membesar di tengah dan bagian kanan dan kirinya yang dipasangi kulit sapi memiliki diameter yang sama atau simetris. Ini berarti kayu yang digunakan untuk membuatnya sangat besar, lebih besar dari dari bedug yang telah jadi.

Sedangkan bedug-bedug masjid yang lain tidak demikian. Bagian yang dipasangi kulit sapi memiliki diameter yang tidak sama. Hal ini berarti bahwa bedug itu tidak dibentuk, hanya mengandalkan bentuk asli kayu pohon. Bedug masjid Tegalsari dibuat dari satu kayu utuh yang sangat besar. Memang ada bedug lain yang lebih besar tetapi kayunya sambungan.

Bedug ini tidak memiliki nama sebagaimana umumnya bedug masjid keraton. Bedug ini memiliki ukuran panjang 170 cm, diameter tengah 148 cm dan diameter kanan dan kiri 127 cm.

Seorang sumber, Ahmadu Hidjan mengatakan, dahulu bedug Purworejo yang sangat besar itu pernah ditawarkan kepada masjid Tegalsari. Tetapi para pendahulu telah berpikiran jauh ke depan. Mereka tidak mau menyusahkan generasi penerus-nya jika akan mengganti kulit sapi untuk bedug tersebut. Kulit sapi yang diperlukan harus yang besar dan lebar, ada kemungkinan sangat sulit untuk mencarinya. Maka tawaran tersebut ditolak.

Tentang kayu bedug ini, ada 2 berita yang berkembang. Pertama dari KH. Naharussurur (Alm.) yang mengatakan bahwa bedug dibuat dari kayu nangka. Dan orang yang mengerjakan bedug ini adalah Pak Joyo, salah satu tukang dari KH. Asy’ari. Sedangkan berita kedua, mengatakan kalau bedug ini terbuat dari kayu jati.


Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Ajie Najmuddin