Daerah

Begini Prinsip Perjuangan Menurut Rais NU Kalimantan Barat

NU Online  ·  Ahad, 2 Juni 2019 | 01:00 WIB

Begini Prinsip Perjuangan Menurut Rais NU Kalimantan Barat

Silaturahim dan buka bersama di PWNU Kalimantan Barat.

Pontianak, NU Online
Silaturrahim antara pengurus lembaga dan badan otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama hendaknya semakin diperkuat. Demikian pula yang dilakukan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat yang menggelar silaturrahim sekaligus buka puasa bersama, Sabtu (1/6). Kegiatan bertempat di balai pertemuan NU Kalbar, jalan Husain Hamzah Pontianak.

H Hildi Hamid menyambut baik terselenggaranya silaturrahim dan buka puasa bersama kali ini. “Semoga ini menjadi awal yang baik bagi pengurus lembaga maupun banom untuk meningkatkan nuansa kebersamaan kita,” kata Ketua PWNU Kalbar ini. 

Dirinya berharap, kordinasi juga terus dilakukan demi memastikan terjadinya kebersamaan. “Silakan jika lembaga atau banom ingin mengadakan berbagai kegiatan baik rapat dan sebagainya, demi kelancaran kegiatan tersebut perlu juga koordinasi dengan PWNU," ujarnya.

Dalam amanatnya, Rais PWNU Kalbar memaparkan prinsip dalam berorganisasi khususnya ber-NU.

"NU itu harus punya mata, yakni NU harus mampu mempertajam dan menembus semua lini serta mengetahui kondisi dunia luar,” kata H Syahrul Yadi. 

Orang NU harus mampu membaca dengan mata yang tajam atas situasi kondisi yang terjadi dan jangan sampai salah dalam mengambil keputusan dalam kondisi apapun.

Ia juga menambahkan bahwa NU juga punya telinga. Maksudnya orang NU tidak boleh lalai dalam menghadapi berbagai perkembangan zaman yang terjadi .

“NU juga harus punya kaki yang kokoh agar mampu menjadi pilar penegak bangsa. Hal ini terbukti ketika NU diserang di mana-mana, masih tetap kuat. NU harus tetap berjalan dengan kaki yang kokoh itu demi tegaknya bangsa dan Negara,” tegasnya. 

NU juga harus memiliki tangan sehalus seniman. maksudnya harus tetap tampil dalam bentuknya yang sederhana dan santun. “NU tidak boleh mengafirkan apalagi menjustifikasi sesuatu,” pintanya. 

Terakhir bahwa NU harus mempunyai hati. NU harus berangkat dari hati karena organisasi ini didirikan para ulama yang memiliki keunggulan dalam hal kesabaran, kesantunan dan sebagainya. "Andaikan Indonesia ini tanpa NU yang memiliki hati selembut salju, maka mungkin sudah terpecah belah,” ujarnya.

Kegiatan ini kemudian ditutup dengan doa kepada para pendiri NU sembari menunggu acara buka puasa bersama dan shalat Maghrib berjamaah. 

Hadir pula sejumlah tokoh Ketua FKUB Kalbar Ismail Ruslan, Ketua Baznas Kalbar H Didik Imam Wahyudi, Ketua RMI NU Kalbar KH Zainuddin Asyary, serta jajaran pengurus lembaga dan badan otonom Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat. (Maulida/Ibnu Nawawi)