Daerah

Belajar Semangat Pengabdian dari Dua Sejoli Banser Ini

Kam, 12 September 2019 | 02:00 WIB

Belajar Semangat Pengabdian dari Dua Sejoli Banser Ini

Pasangan suami istri Banser Pringsewu, Lampung bertugas membawa serta kedua anaknya (Foto NU Online/Mohammad Faizin)

Pringsewu, NU Online
Puluhan ribu jamaah tumpah ruah di Lapangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu, Lampung, Selasa (10/9) malam. Mereka hadir dari berbagai penjuru daerah untuk mengikuti Tabligh Akbar bersama Gus Miftah, sosok kiai muda NU yang viral lantaran sering berdakwah di tempat yang tidak biasa seperti diskotik, klub malam, dan sejenisnya.
 
Banyaknya jamaah yang hadir ini sudah diprediksi dan diantisipasi oleh panitia dengan menggandeng Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk melakukan pengamanan. Bukan Banser saja yang turun tangan, Banser wanita yang bernama Detasemen Wanita Banser (Dewatser) pun ikut diterjunkan.
 
Banser dan Denwatser tampak saling bahu-membahu dibantu beberapa elemen pengamanan lain seperti dari kepolisian dan Pagar Nusa. Tugas menjaga dan mengabdi pada ulama terus dilakukan oleh Banser dan Denwatser sekaligus menjaga NKRI dari rongrongan kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab.

Tak kenal waktu dan lelah, mereka dengan ikhlas melaksanakan tugas lillahitaala ini. Seperti yang dilakukan pasangan suami istri Rahmat dan Ella, anggota Banser dan Dewatser Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu. Keduanya sudah hadir di lokasi acara sedari sore hari. 
 
Kecintaannya kepada Banser dan Dewatser dibuktikan dengan kompak menjalankan tugas bersama walau harus sembari menggendong anak-anak mereka.
 
"Sudah berapa anaknya mas?," tanya NU Online kepada mereka sesaat setelah acara tersebut selesai. "Dua, Mas," jawab Rahmat sambil membawakan mainan pesawat anaknya yang baru saja ia beli untuk membahagiakan anaknya.
 
Di samping Rahmat, Ela menggendong putranya yang juga membawa mainan balon terbang sambil sesekali menyeka keringat putranya yang mengenakan jaket tebal agar tak masuk angin. "Sambil momong, Mas," kata Ela yang terlihat sabar mengurusi anak-anaknya.
 
Rahmat dan Ela adalah di antara sebagian kecil sosok Banser yang tidak digaji sama sekali namun komitmen mengabdi dan menjalankan tugasnya tak perlu diragukan. Tak heran Gus Miftah dalam ceramahnya tegas mendukung Banser dengan kiprah nyata selama ini.
 
Gus Miftah pun menceritakan saat ia dibully habis-habisan saat membela Banser saat kasus di Papua beberapa waktu lalu. Dalam kasus tersebut banyak pihak menyudutkan Banser dengan pertanyaan kenapa Banser tidak pergi ke Papua.
 
"Saya bilang. Nggak ada dasar hukumnya, nggak ada payung hukumnya. Kalau seandainya ada payung hukum Banser boleh mengamankan negara, Banser berani tidak?," tanyanya tegas kepada Banser Kabupaten Pringsewu yang berbaris di depan panggung. 
 
"Berani," jawab para anggota Banser dengan tegas dan kompak.

Selain itu, postingan Gus Miftah di media sosial tentang pembelaan kepada Banser juga mendapat bully an dari sekitar 14 ribu orang yang memberi komentar. "Semua menghina saya dan Banser," katanya.
 
Video di media sosial tentang ceramah Gus Miftah yang lain pun seperti tentang khilafah, Islam Nusantara, cadar, NKRI juga tak lepas dari bullyan dan komentar miring.
 
"Tapi ada 100 ribu yang like video saya. Kenapa jumlah like lebih banyak daripada jumlah komentar? Jawabannya sederhana. Seberapa banyak orang yang membencimu dengan komentar-komentarnya, ingatlah, di luar sana lebih banyak yang mencintaimu dari dalam hatinya," tegasnya disambut tepuk tangan jamaah.
  
Ia pun mengajak seluruh Anggota Banser untuk terus optimis berkhidmah kepada Nahdlatul Ulama dan senantiasa mempertahankan NKRI. 
 
Kehadiran kiai kelahiran Lampung ke Pringsewu ini dalam rangkan Tabligh Akbar Peringatan Hari Lahir Yayasan Ar-Rahman yang bekerjasama dengan PCNU, Banom, dan Lembaga NU Kabupaten Pringsewu. 
 
Hadir pada acara yang juga dibarengkan dengan Peringatan Muharram 1441 Hijriyah ini, Bupati Pringsewu KH Sujadi, Wakil Bupati H Fauzi, Rais Syuriyah PCNU KH Ridwan Syuaib, Ketua PCNU Pringsewu KH Taufikurrahim, Ketua MUI Kabupaten Pringsewu H Hambali, dan para ulama di Pringsewu.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Abdul Muiz