Daerah

Belajar via Internet, Bisa Menyesatkan

NU Online  ·  Ahad, 19 Mei 2019 | 06:30 WIB

Jember, NU Online
Media sosial dengan sejumlah fitur yang secara praktis menampilkan berbagai fasilitas ‘buku’  ilmu-ilmu agama, belakangan ini menjadi alternatif banyak orang untuk memperdalam Islam dengan mudah dan cepat. Tinggal klik di laman tertentu, sudah muncul sederet judul tulisan atau sekadar keterangan sesuai dengan kunci kata yang dimasukkan. Selanjutnya tinggal dibaca dan dipelajari. Orang banyak menggunakan cara ini karena selain efektif, juga hemat biaya.

Namun cara tersebut, tidak selamanya menguntungkan, bahkan sebaliknya bisa menyesatkan.  Sebab salah satu kelemahan belajar via fasilitas Mbah google itu adalah terputusnya informasi sampai di situ.

“Dengan kata lain, kita tidak bisa mengklarifikasi apa  yang belum jelas atau rancu. Mau ditanyakan kemana. Wong itu bacaan tanpa tuan. Bisa jadi pemahaman kita salah, atau apa yang kita baca itu memang kebetulan dari  kelompok yang salah. Sebab jangan lupa siapapun bisa memasukkan artikel di situ untuk dikonsumsi publik. Kita tidak tahu itu madzhabnya siapa, tujuannya apa. Bahaya itu,” urai Ketua PCNU Jember, Jawa Timur KH Abdullah Syamsul Arifin menjadi nara sumber dalam acara DIAGRA (dialog agama via udara) di masjid Jamik Al-Baitul Amin, Jember, Jawa Timur, Sabtu (18/5).

Gus Aab, sapaan akrabnya, menambahkan, bagi orang yang sudah punya dasar ilmu, belajar lewat internet sejatinya hanya sebagai referensi untuk memperluas  wawasan. Namun bagi orang awam atau baru belajar agama, tiada cara lain kecuali wajib belajar kepada guru.

“Jangan sampai kita terjerumus  dalam ajaran yang sesat gara-gara belajar tanpa guru,” lanjutnya. (Aryudi AR).