Daerah

Berbisnis dan Berorganisasi ala Cucu Pendiri GP Ansor

NU Online  ·  Rabu, 16 Juli 2014 | 08:23 WIB

Hj Zainab Zaki terbilang wanita yang cukup banyak bergerak. Selain aktif di Muslimat NU, ia juga cukup sibuk mengembangkan restorannya. Terlebih lagi di bulan puasa, kesibukannya kian meningkat. Di tengah kesibukan di luar, Hj Zainab selalu meluangkan waktunya untuk keluarga.
<>
Hj Zainab Zaki tinggal di jalan Slamet Riyadi kelurahan Gentong kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan. Maklum saja, di bulan penuh berkah ini, sejumlah organisasi keagamaan yang diikutinya banjir aktivitas. Ia sendiri saat ini tercatat sebagai pengurus di PW Muslimat NU Jatim.

Zainab kecil sudah aktif di organisasi. Hal itu tidak terlepas dari ajaran orang tuanya, KH Zaki Ubaid dan Maimunah yang juga jadi aktivis NU. Kakek Zainab sendiri ialah pendiri GP Ansor KH Abdullah Ubaid.

Menurut Zainab, meskipun berasal dari kalangan ulama, namun dirinya selalu ditekankan untuk mau berinteraksi langsung dengan masyarakat. Salah satu cara untuk mendekatkan diri ke masyarakat itu, aktif di organisasi.

“Mbah saya pendiri GP Ansor. Ayah, aktivis NU Pasuruan kala itu. Ayah memang berpesan kepada anak-anaknya untuk juga aktif mengurusi NU. Sehingga, saya sejak masih muda sudah aktif di IPPNU Pasuruan,” kenangnya.

Dari situ, ia berkiprah. Ia sempat dipercaya sebagai Wakil Ketua IPPNU pada 1979 dan jadi Ketua IPPNU Pasuruan setahun kemudian. Di NU juga, Zainab bertemu dengan jodohnya, Muzammil Syafi’i yang saat itu Ketua IPNU Pasuruan.

Keduanya pun lantas menikah. Usai menikah, Muzammil dan Zainab tetap aktif di organisasi. Muzammil yang juga aktivis NU pun tidak pernah melarang kegiatan Zainab. Saat Muzammil terpilih jadi Wakil Bupati Pasuruan, aktivitas Zainab pun jadi lebih padat lantaran ia juga aktif di PKK.

Selepas masa jabatan Muzammil sebagai Wakil Bupati, aktivitas Zainab juga tidak lantas berkurang. Sebab, dengan dorongan suaminya, Zainab akhirnya membuka usaha restoran di Kota Pasuruan. Ia membuka usaha resto tersebut setelah banyak teman memintanya untuk membuka restoran sendiri.

“Di organisasi, tingkat kemandirian semakin terasah. Jadi, saya terbiasa mandiri. Kebetulan saya juga punya naluri bisnis kuat dan juga suka masak. Dari mulut ke mulut banyak orang yang memesan masakan saya. Walhasil, di tahun 2008 lalu dibukalah Palm Resto ini,” terangnya.

Meski kini jadi pengusaha, Zainab pun tak melupakan background-nya sebagai aktivis NU. Menurutnya, banyak cara bisa dilakukan kalangan pesantren dan ulama untuk berjuang. Salah satunya lewat aktif di organsiasi keagamaan. Sebab, dari sanalah akan diketahui bagaimana cara membangun komunikasi dengan masyarakat bawah. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)