Bulan suci Ramadhan membawa berkah bagi masyarakat yang berjualan makanan-minuman (mamin). Sudah menjadi fenomena selama bulan Ramadhan, masyarakat senantiasa menyerbu para pedagang mamin takjil mulai habis Ashar hingga menjelang adzan Maghrib tiba.
Saat Ramadhan, pedagang takjil berjualan dengan berkelompok dan sendirian. Apapun bentuknya, menjelang bedug Maghrib, dagangan mereka laris diburu pembeli. Ramainya transaksi jual-beli mamin takjil itu terlihat di Alun-alun Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo.
Pemandangan di bagian timur Alun-alun Kota Kraksaan kembali ramai dengan pedagang takjil seperti tahun sebelumnya. Puluhan stand takjil yang didirikan, mulai Sabtu (27/6) lalu itu seluruhnya terisi. Banyaknya pedagang yang berjualan masih kalah banyak dibandingkan dengan konsumen yang berbelanja.
Ratusan pedagang musiman ini dikelola oleh persatuan PKL “Semarak” Kraksaan. Hanya dengan menyetor iuran sebesar Rp 75.000 mereka berhak menempati lapak yang sudah disediakan dengan fasilitas tenda sebagai pengaman saat hujan.
Lia, salah satu penjual kuliner musiman ini mengungkapkan, seperti tahun sebelumnya biasanya 10 hari pertama dan 10 hari terakhir adalah paling ramai dikunjungi pembeli. “Ayam krispi saya sehari bisa laku 5-6 kilogram, bahkan sebelum Maghrib sudah habis, kalau pas ramai pembeli,” katanya, Jum’at (2/6) sore.
Sementara Dita, seorang pengunjung mengaku lebih leluasa dan nyaman untuk berbelanja tahun ini karena lokasi penataannya lebih teratur dan rapi. “Kalau dulu penataannya semrawut dan harus berdesak-berdesakan kalau mau belanja,” ungkapnya.
Sedangkan Muhammad Anshori, salah satu pengurus persatuan PKL “Semarak” menyampaikan bahwa kehadiran para pedagang musiman ini tidak berdampak negatif pada penghasilan para PKL di Alun-alun Kota Kraksaan, bahkan sebaliknya dengan ramainya pengunjung juga membawa berkah tersendiri bagi mereka.
“Mereka buka usahanya hanya sore hari, sedangkan kita para PKL bisa sampai waktu sahur jadi walaupun sama-sama jualan kuliner tidak berpengaruh kepada pendapatan kami,” ujarnya.
Untuk tahun ini jelas Muhammad Anshori, pihaknya mengatur ulang lokasi para pedagang takjil ini sehingga berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kami atur memanjang supaya tidak menimbulkan macet dan pelanggan dari PKL ‘Semarak’ masih bisa masuk dan belanja seperti biasanya,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
3
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
4
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
5
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
6
Alokasi 44 Persen Anggaran Pendidikan untuk MBG Tuai Kritik, Disebut sebagai Kesalahan Besar Pemerintah
Terkini
Lihat Semua